Pusat Pelayanan Akikah di Bandung

AkikahBandung.com
Solusi Pelayanan Syukuran Akikah Putra Putri Anda
Jasa Akikah di Bandung - AQIQAH -Jasa Aqiqah di Bandung

Rabu, 17 November 2010

KEMULIAAN JIHAD DAN BERKORBAN

KEMULIAAN JIHAD DAN BERKORBAN
oleh : Ust. Darlis Fajar
Rabu,17 Nop 2010 

الله اَكْبَرْكَبِيْرًا وَالْحَمْدُ لِلَّهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيْلاً لاَإِلَهَ إِلاَّ اللهِ
وَلاَ نَعْبُدُ إِلاَّ إِيَاهُ مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْنَ وَلَوْكَرِهَ الْكاَفِرُوْنَ
لاإله إلاالله وَحْدَهْ صَدَقَ وَعْدَهُ وَنَصَرَعَبْدَهُ وَآعَزَ جُنْدَهُ وَهَزَمَ الأَحْزَابَ وَحْدَهُ
لاإله إلاالله الله أكبر الله أكبر الله أكبر ولله الحمد
 
Allahu Akbar, Allahu Akbar Wa lillahil-hamd
Jamaah sholat Iedul Adha yang dimuliakan Allah
Pada pagi ini kembali kita kumandangkan takbir, kita agungkan asma Allah dari hati yang tulus ikhlas. Allah Maha Besar, Allah Maha Besar- segala pujian hanya bagi Allah Subhana wa ta’ala.
Seruan pengagungan Allah ini sesungguhnya juga seruan alam semesta yang senantiasa bertasbih mengagungkan dan memuliakan Allah. Bahkan alam menundukkan dirinya secara total pada kehendak dan kemauan Allah, tanpa sedikitpun pembangkangan dan kesombongan diri. Karena itu mari kita luruskan niat, satukan diri dengan alam dalam menyanjung dan mengagungkan Allah agar kita memperoleh keridhaan-Nya…
Hari ini takbir berkumandang di seluruh dunia, membesarkan asma Allah. Gema takbir yang disuarakan oleh lebih dari satu seperempat milyar manusia di muka bumi ini, menyeruak disetiap sudut. Di lapangan, di surau-surau, di desa-desa, di gunung-gunung, di kampung-kampung di seluruh pelosok negeri Islam.
Pekik suara itu juga kita bangkitkan disini, dibumi tempat kita bersujud. Iramanya memenuhi ruang antara langit dan bumi, disambut riuh rendah suara malaikat nan tengah khusyu’ dalam penghambaan diri mereka kepada Allah swt.
Getarkan qalbu mu’minin, yang tengah dzikrullah, penuh mahabbah, penuh ridho, penuh roja’ –harap-harap cemas akan hari perjumpaan dengan Khaliq, Sang Pencipta.
Takbir berkumandang di seluruh dunia.
Hari ini kita kembali memperingati suatu hari yang mulia. Setelah kemarin kita berpatisipasi dalam perhelatan agung saudara-saudara kita yang tengah berkumpul di padang Arafah dengan melaksanakan shaum arafah. Maka saat ini kita rayakan Hari Iedul Adha… sebentar lagi hewan kurban kita giring ketempat penyembelihan. Kita bergembira dalam suasana ibadah, berkumpul bersama sanak saudara, bersilaturahim, dan berbagi ceria….
Namun ditengah lapangan luas seperti ini pantaslah kita merenung sejenak bahwa masih banyak saudara – saudara kita berada dalam penderitaan. Saudara kita di pengungsian sekitar Gunung Merapi (Yogjakarta, Megelang, Klaten, Solo, Boyolali, Sleman, Wonosobo dan Mentawai Sumaetra Barat, di Wasior dan juga berbagai tempat di belahan bumi negeri ini tidak dapat merasakan kenyamanan sebagaimana yang kita rasakan hari ini. Mereka adalah korban musibah dan bencana yang memilukan. Bila kita disini makan daging kambing dan sapi dari binatang kurban, maka mereka disana tidak tahu dan pasti bisa makan atau tidak . Jika kita disini makan enak, mereka makan seadanya dengan mengandalkan jatah bantuan itupun kalau memang mereka dapatkan. Jika kita disini berpakaian rapi, mereka disana berpakaian seadanya. Ketika kita menikmati tinggal dirumah, tidur di kasur yang empuk, mereka disana berada di tenda-tenda, tidur beralaskan tikar melawan penyakit yang setiap saat siap menyergap.
Tidak itu saja, sesungguhnya tanpa ada bencana dan musibah sekalipun banyak orang-orang yang menderita disekitar kita. Kesengsaraan masih menjadi makanan keseharian umat Islam di negeri kita. Sesungguhnya berbagai kesulitan ekonomi akibat krisis telah melanda seluruh Indonesia menghasilkan kemiskinan yang merajalela, gelandangan dan pengemis semakin banyak, hampir disetiap perempatan jalan besar kita jumpai anak-anak jalanan menjadi peminta-minta…. Para pengangguran makin bertambah banyak, para korban PHK sudah tak terhitung jumlahnya.
Situasi ini juga memicu banyaknya kejahatan dan kriminalitas ditengah masyarakat. Keresahan masyarakat menghasilkan semakin banyaknya kerusuhan, perampokan, dan pencurian, terkadang disertai pemerkosaan. Tidak tegaknya supremasi hukum membuat orang-orang dengan mudah melanggar hukum. Para provokator yang dikendalikan orang yang tidak menyukai perdamaian menambah masalah semakin rumit…… mereka menghasut dan memfitnah untuk menimbulkan kerusuhan. Banyak saudara-saudara kita jiwanya diselimuti oleh kebencian dan rasa kesal serta kemarahan terhadap orang lain karena termakan provokasi dan rekayasa. Masalah sepele saja dapat menimbulkan kemarahan bahkan sampai menimbulkan pertikaian dan perkelahian….. Terjadilah perang suku dan agama yang memakan banyak korban dan membuahkan penderitaan orang-orang yang tak berdosa. Ini semua menunjukkan bahwa krisis iman dan moral telah nampak secara nyata dalam kehidupan masyarakat kita. Pada saat ini kita sangat prihatin, karena Negeri kita mengarah pada perpecahan yang mencemaskan. Ini disebabkan rakyat atau penduduknya tidak berpegang teguh dengan ajaran agama Allah, tidak pandai bersyukur terhadap nikmat-nikmat Allah. Artinya, tidak menggunakan pemberian Allah itu untuk mentaati-Nya untuk beribadah kepada-Nya. Benarlah firman Allah,
وضرب الله مثلاً قريةً كانت أمنةً مطمئنةَ يَأْتِهَا رِزْقُهَا رَغَدًا مِنْ كُلِّ مَكَانِ فَكَفَرَتْ بِأَنْعُمِ اللهِ فَأَذَقَهَا اللهُ لِبَاسَ الجُوْعِ وَالْخَوْفِ بِمَا كَانُوْا يَصْنَعُوْنَ
Yang artinya : “dan Allah telah membuat satu perumpamaan (dengan) sebuah negeri yang dahulunya aman lagi tenteram, rezekinya datang kepadanya melimpah ruah dari segenap tempat, tetapi (penduduk)nya mengingkari nikmat-nikmat Allah, karena itu Allah merasakan kepada mereka pakaian kelaparan dan ketakutan, disebabkan apa yang selalu mereka perbuat (QS.An Nahl : 112)
Allahu Akbar, Allahu Akbar Wa lillahil-Hamd,
Jamaah yang dimuliakan Allah,
Hari ini kita mengenang keteladanan Nabi Ibrahim As dalam mematuhi Allah dan menjalankan syariat-Nya. Sejarah ini sudah sering kita kupas dan selalu diulang-ulang setiap Iedul Adha…. Tetapi kemampuan menghayati dan menerapkannya dalam kehidupan kita belum juga Nampak… perilaku keseharian kita masih jauh dari contoh-contoh Nabi Ibrahim.
Siapa saja yang ingin maju harus selalu bekerja keras dan siap berkorban. Semakin besar pengorbanan yang diberikan semakin besar pula target yang dihasilkan……. siapa yang banyak memberi dia akan banyak menerima, atau dimudahkan Allah untuk mendapatkan apa yang diinginkannya. Hal ini berlaku bagi kaum muslimin maupun ummat non muslim. Berlaku untuk mencapai kemajuan material (kebendaan) maupun kemajuan spiritual, bagi seluruh umat manusia……. Mulai dari individu, keluarga, masyarakat dan bangsa…... sebab masyarakat senantiasa siap berkorban untuk kemajuan bangsanya.
Allah membuat sosok Ibrahim sebagai suri tauladan untuk dicontoh dan diikuti. Ibrahim as adalah sosok ayah yang menerima perintah Allah tanpa reserve, setiap perintah Allah dia laksanakan dengan penuh cinta dan kepatuhan. Loyalitasnya kepada Allah adalah loyalitas tunggal yang tidak terbagi.
Ismail As adalah sosok pemuda yang taat dan patuh kepada Allah dan RasulNya. Dia berbakti kepada kedua orang tuanya dan menyadari kewajiban dirinya untuk menegakkan agama Allah. Bukan pemuda yang manja , hanya menuntut hak dan meninggalkan kewajiban. Sementara itu, Sitti Hajar – ibunda Ismail adalah teladan para ibu muslimah dalam ketaatan kepada Allah dan suami. Meskipun sangat mencintai putranya tetapi kecintaannya kepada Allah jauh lebih besar.
Keluarga Ibrahim As yang agung ini diuji Allah dengan perintah Allah yang sangat mencengangkan. Melalui mimpi yang berlangsung tiga malam berturut-turut, Allah menyuruh Ibrahim untuk menyembelih putranya sendiri. Padaha anak itu adalah hasil permohonannya sejak lama….
Maka Kami beri dia kabar gembira dengan seorang anak yang amat sabar. Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata : “ Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu?” Ia (Ismail) menjawab, “ hai bapakku kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah engkau akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar.” (QS.37 : 101 - 102)
Ayah dan anak sama-sama memiliki kualitas istimewa. Keduanya bersedia menerima perintah Allah dengan penuh kesadaran. Bagi keduanya, Allah di atas segala galanya. Apa yang dikehendaki-Nya adalah kebenaran. Lantas berlakulah ketentuan Allah
Tatkala keduanya telah berserah diri dan Ibrahim membaringkan anaknya atas pelipisnya, (nyatalah kesabaran keduanya). Dan Kami panggillah dia : “Hai Ibrahim, sesungguhnya engkau telah membenarkan mimpi itu” sesungguhnya demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. (QS.37 : 103 - 105)
Kejadian ini hanya ujian Allah. Keluarga Ibrahim as lolos dari ujian. Maka Allah muliakan mereka. Kemuliaan keluarga Ibrahim adalah kemuliaan pengorbanan dijalan Allah. Maka seluruh muslimin di dunia mengenang keluarga mulia ini. Para jamaah haji dan umrah sudah pasti menapaktilasi peristiwa ini. Mereka akan menjiarahi ka’bah baitullah yang dibangun Ibrahim dan Ismail. Melihat bekas kaki Ibrahim (maqom Ibrahim), tempat buaian Ismail (Hijr Ismail) dan mencium atau member isyarat kepada hajar aswad, batu hitam yang mengingatkan orang kepada Sitti Hajar, seorang ibu yang tabah dan mulia. Setiap muslim memperingati hari raya pengurbanan dengan menyembelih kambing, unta atau sapi sebagai upaya mengenang keteladanan keluarga Ibrahim.
Bila kita kaji lebih mendalam, nyatalah bahwa jihad dan pngorbanan itu merupakan suatu kemestian dalam hidup kita bila kita ingin meraih kesuksesan. Ini berlaku sebagai sunnatulloh di alam semesta dan sesuai syariat islamiyah. Berjuang yang sungguh-sungguh dan rela berkorban untuk mencapainya akan mensukseskan manusia dalam hidup duniawinya. Sedangkan jihad dan tadhiyah dijalan Allah (untuk menegakkan syariat Allah) memuliakan manusia didunia dan akhirat. Firman Allah,
ولله العِزَّةُ وَلِرَسُوْلِهِ وَلِلْمُؤْمِنِيْنَ وَلَكِنَّ الْمُنَافِقِيْنَ لاَ يَعْلَمُوْنَ
Padahal izzah (kemuliaan)itu hanyalah bagi Allah, bagi Rasul-Nya dan bagi orang-orang mu’min, tetapi orang-orang munafik itu tiada mengetahui (QS 63. Al Munafiqun:8)
Kemuliaan orang orang beriman sepanjang sejarah dicapai karena jihad (kerja keras dan sungguh-sungguh) dan pengorbanan dalam menegakkan agama Allah……….. Benarlah perkataan Syeikh Abdullah Azzam – salah seorang mujahid yang telah syahid dijalan Allah, “Laa izzata illa bil jihad” tiada kemuliaan kecuali dengan jihad.
Rasulluloh Saw dan para sahabat dikenal sebagai para pekerja keras. Mereka siap berkorban apa saja untuk kemajuan dakwah islam dan para ummatnya. Mereka siap memberikan nyawa untuk membela kebenaran islam. Dalam memberikan hartapun mereka tidak tanggung-tanggung. Sahabat Abu Bakar Ra pernah menghabiskan seluruh hartanya dalam hijrah bersama Nabi Muhammad SAW. Ketika perang badar beliau juga melakukan hal yang sama. Ketika ditanyakan kepadanya “apa yang ditinggalkan untuk diri dan keluargamu wahai abu bakar?” Abu Bakar menjawab, “Aku meninggalkan untuk mereka Allah dan Rasul-Nya”. Umar bin Khattab Ra pun tidak ketinggalan menginfakkan setengah dari seluruh harta pada perang badar. Sementara sahabat Usman bin Affan Ra membiayai 1000 pasukan lengkap dengan unta dan perbekalannya. Beliau menyumbangkan sumur besar untuk sumber air seluruh penduduk kota Madinah.
Demikian, generasi Islam pertama ini mewariskan jihad dan suka berkorban dijalan Allah kepada generasi penerusnya… karena itulah islam dengan mudahnya menyebar ke seantero dunia dan sampai dipelosok negeri-negeri timur dan sebagian Eropa. Sifat kesungguhan dan pengorbanan seperti inilah yang membuat mereka sukses mencapai ridha Allah dan kemenangan dunia akhirat.
Kemuliaan duniawipun dicapai suatu bangsa yang suka bekerja keras dan berkorban. Contoh dari kalangan bangsa bukan muslimin adalah bangsa Jepang. Mereka mulia dalam hidup duniawi karena pengorbanan dan kerja keras. Bangsa Jepang telah bangkit dari kehancuran porak poranda diakhir perang dunia kedua. Namun tak berapa lama kemudian mereka berhasil membangun karakter bangsanya untuk meraih kesuksesan dalam alam materi. Para pemuda Jepang bekerja keras dan mengorbankan harta dan darah menuntut ilmu di Eropa khususnya Jerman ….. maka dalam beberapa tahun saja Bangsa Jepang sekarang menjadi bangsa modern dengan kemakmuran yang dirasakan oleh seluruh rakyatnya. Meskipun jepang mengalami kekalahan dan hancur akibat perang dunia II ternyata saat ini kemajuannya telah melampui bangsa-bangsa Eropa. Bahkan dalam teknologi terapan Jepang lebih unggul dari Amerika …….
Disaat Jepang kalah pada perang dunia II, bangsa Indonesia mencapai kemerdekaannya. Karena itu kebangkitan Bangsa Indonesia sama dengan bangsa Jepang. Tetapi bangsa kita belum memiliki mentalitas seperti orang-orang Jepang. Belum ada kemaunan untuk bekerja keras dan berkorban. Disamping itu, selama 65 tahun para penguasa di negeri ini berlaku tidak berpihak kepada rakyat dan membuat berbagai rekayasa untuk membodohi rakyatnya sendiri. Para wakil rakyatnya enggan menegur penguasa itu. Sementara rakyatnya enggan dan malas mengikuti sunnatullah untuk bekerja keras dan berkorban demi kemajuan bersama. Masing-masing kita ingin maju sendiri dan tidak peduli nasib orang lain. Akibatnya, negeri kita jauh tertinggal dari berbagai segi, baik duniawi apalagi ukhrawi….. Saat ini, Oleh Jepang, mungkin bangsa kita tertinggal 100 tahun.
Inilah pelajaran besar yang meyakinkankepada kita bahwa berjihad dan berkorban (tadhiyah) adalah dua rangkaian yang tak terpisahkan untuk memajukan suatu bangsa. Bangsa Indonesia akan kembali bangkit manakala rakyatnya – khususnya ummat Islam kembali berjihad dan berkorban untuk membangun agama Allah.
Allahu Akbar, Allahu Akbar wa Lillahil-Hamd
Jihad dan pengorbanan menjadi landasan penting karena ada tiga landasan yang telah menjadi janji Allah dan Rasul-Nya. Ketiga landasan ini telah terbukti selama berabad-abad lamanya dalam membanngun kehidupan individu, keluarga, masyarakat, bangsa dan Negara …. Inilah yang membuat orang yang beriman selalu bersemangat dalam memperjuangkan agama Allah dan berkorban dijalan kebenaran.
Landasan pertama, “Allah akan menolong orang yang menolong agama-Nya”.
Intanshurullah yanshurkum wa yutsabbit aqdaamakum (jika kamu menolong agama Allah maka Allah pasti menolong kamu dan meneguhkan kedudukanmu)
Allah menyediakan agama ini sebagai sarana perjuangan dalam hidup kita. Berjuanglah untuk menegakkan Islam maka Allah akan menolong setiap kesulitan hidup kita. Suatu bangsa yang menegakkan Syariat Allah akan dilepaskan dari krisis yang menjadi problematikanya… kita dapat memberikan apa saja yang kita miliki untuk tegaknya agama Allah ini. Apalagi bagi kaum muslimin yang tengah tertindas atau mengangkat senjata karena mempertahankan akidah dan kehormatan Islam. Mereka perlu dibantu dengan tenaga dan dana. Rasululloh SAW juga memberi jaminan dalam sabda beliau, wallahu fii ‘Aunil abdi maa kanal’abdi fii auni akhiih (Allah akan senantiasa menolong hamba-Nya sepanjang hamba tersebut menolong saudaranya)(Al Hadits)
Memantau perjuangan melepaskan penderitaan ummat Islam dimanapun mereka berada adalah amal saleh yang menguntungkan diri kita sendiri. Jaminan Allah, waman jaahada fainnamaa yujahidu linafsih (barang siapa yang berjuang/ berjihad, maka jihad itu akan kembali pada dirinya)
Landasan kedua, hidayah dan kenikmatan berislam hanya akan dirasakan oleh orang-orang yang memperjuangkan agama Allah. Firman Allah , “walladzina jaahadu fiina lanahdiyannahum subulana wa innallaha la’ma’al muhsinin”
Dan orang- orang yang berjihad (mencari keridhaan) Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik. (QS.29:69)
Agama Allah memberi ni’mat yang terbesar yaitu hidayah (petunjuk) hidup yang membebaskan manusia dari kegelapan kepada cahaya yang terang benderang. Hidayah membuat hidup manusia berarti, menjadikan dirinya memperoleh kebahagiaan dunia dan akhirat. Kelezatan hidayah ini tidak akan dicicipi oleh mereka yang tidak berjuang dijalan Allah.
Landasan ketiga, harta tidak akan berkurang karena disedekahkan bahkan dia menjadi tabungan yang nilainya berlipat ganda. Nabi Muhammad SAW bersabda,”maa naqhasha maalin min shodaqoh”(harta tidak akan berkurang karena disedekahkan) Allah yang maha pemurah dan Penyayang Maha Mengetahui dan Teliti. Dia mencatat perbuatan manusia betapapun kecilnya…. Setiap harta yang dikeluarkannya tidak akan berkurang bahkan akan diganti di dunia ini. Sementara itu Allah menyediakan keuntungan yang besar dan pahala yang berlipat ganda di akhirat nanti. Allah tidak akan menyia-nyiakan amal kebaikan seseorang. Firman Allah Ta’ala : “innalaha laa yudhi’u ajrol muhsisin” (sesungguhnya Allah tidak menyia-nyiakan pahala orang-orang yang berbuat baik) (Q.S 9;120)
Karena ketiga landasan ini maka tidak perlu ada keraguan untuk berjihad di jalan Allah dan berkurban sesuai dengan syariat Islam baik tenaga maupun harta. Banyak yang dapat kita lakukan untuk merealisasikan kedua sumber mulia ini.
Ajaran islam memberi perhatian besar terhadap kaum miskin papa apalagi yang kini tengah menderita. Mereka semua sangat membutuhkan uluran tangan saudara-saudara mereka sesama muslim… mereka perlu kita bantu setulus hati. Karena itu memperingati Iedul Adha kali ini dengan melupakan penderitaan ummat Islam diseluruh dunia khususnya di Indonesia adalah dosa besar…. Marilah kita tolong saudara-sudara kita di belahan negeri kita ini yang masih ditimpa kemiskinan dan musibah yang terus mendera mereka, juga yang ada di Palestina, Kashmir, Irak, Afganistan dengan segenap kemampuan yang kita miliki….. mereka yang berlebihan hartanya, berilah bantuan dengan memberikan dananya. Yang kuat tenaganya – terutama kaum muda- jadilah pekerja sosial atau pencari dana, mereka yang intelek dan luas pengetahuannya carikan jalan keluar agar mereka bisa mengurangi atau menghentikan penderitaan yang berkepanjangan itu.
Hadirin Rahimakumullah, di akhir Iedul Adha ini, marilah kita menundukkan hati ini, membulatkan niat untuk mendekatkan diri kepada Allah dengan ikhlas dan khusyu. Mari satukan hati kita dalam do’a dan permohonan kepada Allah.
Ya Allah berikan taqwa kepada jiwa-jiwa kami dan sucikanlah dia. Engkaulah sebaik-baik yang mensucikannya. Engkau pencipta dan pelindung.

Ya Allah, perbaiki hubungan antar kami. Rukunkanlah antar hati kami Ya Allah.
Tunjuki kami jalan keselamatan. Selamatkan kami dari kegelapan kepada terang. Jadikan kumpulan kami jamaah orang muda yang menghormati orang tua. Dan jamaah orang tua yang menyayangi orang muda.

"Ya Allah, Engkau adalah Raja. Tidak ada Tuhan selain Engkau. Engkau adalah Rabb dan kami adalah hamba-Mu. Kami telah berlaku zholim terhadap diri kami dan kami mengakui dosa kami. Maka, ampunilah seluruh dosa-dosa kami. Sesungguhnya tidak ada yang mengampuni dosa kecuali Engkau. Dan hindarkanlah kami dari kejahatan. Sesungguhnya tidak ada yang memalingkan kami dari kejahatan kecuali Engkau. Kami sambut panggilan-Mu Ya Allah dengan senang hati. Semua kebaikan ada ditangan-Mu. Dan semua keburukan tidak berasal dari-Mu. Kami berlindung dan kembali kepada-Mu. Maha berkah Engkau dan Maha tinggi. Kami memohon ampun dan bertaubat kepada-Mu.

Ya Allah, sesungguhnya kami memohon kepada-Mu, pilihkanlah bagi kami mana yang baik menurut ilmu-Mu dan kami mohon kepada-Mu kekuatan dengan kudrat-Mu dan kami memohon karunia-Mu yang besar, karena sesungguhnya Engkau Yang Mahakuasa sementara kami tidak kuasa apa-apa. Dan Engkau Yang Maha Mengetahui, sementara kami tidak mengetahui apa-apa. Sesunggughnya Engkau Maha Mengetahui segala perkara yang gaib. Ya Allah, sekiranya Engkau mengetahui bahwa perkara ini setelah ditetapkan, itu baik bagi kami dalam urusan penghidupan kami dan agama kami serta akibat urusan kami (dimasa yang segera akan datang atau dimasa kemudian), maka takdirkanlah ia untuk kami dan mudahkanlah ia bagi kami, kemudian berkatilah kami di dalamnya. Dan sekiranya Engkau mengetahui bahwa perkara ini buruk bagi kami dalam urusan penghidupan kami dan agama kami serta urusan kami (dimasa yang akan datang) maka hindarkanlah ia dari kami dan jauhkanlah kami darinya. Takdirkanlah bagi kami kebaikan dimana saja lalu jadikanlah hati kami meridhoinya.

Ya Allah ketika kami ada pada sebuah awal ingatkanlah kami bahwa ada sebuah akhir dan ingatkan kami pula bahwa tiada akhir tanpa sebuah perjalanan.
Oleh karenanya, terangilah mata kami agar kami dapat melihat kebenaran dalam kegelapan,
bersihkanlah telinga kami dari segala macam ghibah,
ihsankanlah mulut kami agar setiap ucapan kami dapat meluluhkan setiap amarah dan membangkitkan semangat,
kuatkanlah pundak kami agar kami dapat mengangkat seberat apapun beban, ringankanlah tangan dan kaki kami agar kami dapat merangkul, menjabat tangan dan melangkah bersilaturrahiim sebagai habluminanas kami.
Jernihkanlah pikiran kami agar kami dapat membedakan mana ujian dan mana musibah, memecahkan masalah dan pandai mengambil hikmah darinya dan kokohkanlah hati kami agar yang keluar bukan lagi empedu yang pahit, tapi kebijaksanaan, kedewasaan, kesederhanaan, keteguhan dan ketulusan
karena kami tahu yang Kau nilai bukanlah akhir(hasil) tapi perjalanan.

Ya Allah ternyata semua ujian dan cobaan itu salah satu tanda rasa cinta yang Engkau berikan kepada kami....mendekatkan kami kembali ke jalan Mu....menyadarkan kami bahwa kami makhluk yang lemah....membuat kami untuk belajar arti keikhlasan, tawakkal dan kesabaran....membuat kami mampu memaknai hidup.

Ya Allah berikanlah rasa cinta kepadaMu melebihi apapun di dunia ini....
Jika kami jatuh cinta, cintakanlah kami pada seseorang yang melabuhkan cintanya padaMu agar bertambah kekuatan kami untuk menyintai-Mu....
Jika kami jatuh hati, izinkanlah kami menyentuh hati seseorang yang hatinya tertaut pada-Mu agar tidak terjatuh dalam jurang cinta nafsu...
Jika kami jatuh hati jagalah hati hati kami padanya agar tidak berpaling daripada hati-Mu....
Jika kami rindu....,rindukanlah kami pada seseorang yang merindui syahid di jalan-Mu
Jika kami menikmati cinta kekasih-Mu, janganlah kenikmatan itu melebihi kenikmatan indahnya bermunajat kepada-Mu....jangan biarkan kami melampaui batas sehingga melupakan kami pada cinta hakiki dan rindu abadi hanya pada-Mu

Ya Allah berikan kesabaran dam ketabahan serta keteguhan iman kepada saudara-saudara kami di Mentawai, di sekitar Gunung Merapi, di Wasior dan dimana mereka berada dalam menjalani ujian musibah dari-Mu...Terimalah amalan-amalan mereka dan ampunkanlah dosa-dosa mereka yang telah mendahului kami....

Ya Allah puaskanlah kami pada apa yang Engkau berikan kepada kami, tutuplah aib kami, sehatkanlah kami selama Engkau hidupkan kami, ampuni kami, rahmati kami ketika Engkau mematikan kami....
Ya Allah jangan Engkau sibukkan kami dalam mengejar apa yang tidak Engkau tentukan bagi kami dan apa yang Engkau tentukan untuk kami mudahkanlah.....
Ya Allah...,cukupkanlah balasan pada kedua orangtua kami juga kebaikan pada semua orang yang punya kebaikan pada kami....
Ya Allah lapangkanlah yang Engkau citakan kami karenanya...janganlah Engkau sibukkan kami pada apa yang Engkau beban pada kami...,jangan Engkau siksa kami sedang kami memohon ampun padaMu...Janganlah Rngkau tahan (permintaan kami) padahal kami memohin padaMu
Ya Allah.., hinakan diri kami (di depanMu) dan agungkanlah kedudukanMu di dalam diri kami.....
Berikanlah ilham untuk selalu taat pada Mu dan beramal yang membuatMu rela, serta menjauhi (maksiat) yang (karenanya) membuatMu murka...
Wahai yang paling pengasih dari yang mengasihi....

Ya Allah yang mendengarkan rintihan hamba yang lemah teraniaya. Yang menyambut si pendosa apabila kembali dengan taubatnya. Yang mengijabah hamba dalam bahaya dan melenyapkan prahara.
Ya Allah Jangan Engkau tanamkan di hati kami kesombongan dan kekasaran terhadap sesama hamba beriman. Bersihkanlah hati kami dari benih-benih perpecahan, pengkhianatan dan kedengkian.
Ya Allah kami takut kepada Mu. Selamatkan kami dari semua yang tak takut kepada Mu. Jaga kami dengan mata Mu yang tiada tidur. Lindungi kami dengan perlindunganMu atas kami. Kasihanilah kami dengan qudrat kuasaMu atas kami. Jangan binasakan kami karena Engkau harapan kami.
Ya Allah, ampunanMu lebih luas dari dosa-dosa kami. Rahmat kasih sayang Mu lebih kami harapkan daripada amal usaha kami sendiri.
Ya Allah, berikan kami pemimpin yang berhati lembut bagai nabi yang menangis dalam sujud malamnya tak henti menyebut kami.
Pemimpin bagai para khalifah yang rela mengorbankan semua kekayaan demi perjuangan, yang rela berlapar-lapar agar rakyatnya sejahtera, yang lebih takut bahaya maksiat daripada lenyapnya pangkat dan kekayaan.



Senin, 08 November 2010

Ibadah Haji

Ibadah haji merupakan salah satu jenis ibadah yang dilaksanakan oleh seluruh umat Muslim di seluruh dunia. Haji sendiri berasa dari kata hajj, yang artinya mengunjungi sesuatu. Menurut istilah diartikan sebagai: mengunjungi Bait Allah untuk menjalankan ibadah (iqamatan lin nusuk) pada waktu yang sudah ditentukan.
 
Bait Allah adalah salah satu nama Ka’bah yang terkenal, dan nusuk adalah bentuk jamak dari kata nasikah, yang artinya binatang yang dikurbankan.

Dari akar kata ini digubah menjadi mansik, yang juga berarti ibadah, dan bentuk jamaknya manasik, yang juga berarti ibadah, dan bentuk jamaknya manasik, yang khusus digunakan dalam arti syarat rukun ibadah haji.
 
Segala peraturan yang berhubungan dengan ibadah haji itu dalam kitab hadits diuraikan dalam bab manasik.

A. Rukun Haji

Yang dimaksud rukun haji adalah kegiatan yang harus dilakukan dalam ibadah haji yang jika tidak dikerjakan hajinya tidak syah. Adapun rukun haji adalah sebagai berikut :

1. Ihram,

Ihram, Yaitu mengenakan pakaian ihram dengan niat untuk haji atau umrah di Miqat Makani. Amalan Umrah yang pertama adalah Ihram. Ihram adalah niat memasuki manasik (upacara ibadah haji) haji dan umrah atau mengerjakan keduanya dengan menggunakan pakaian ihram, serta meninggalkan beberapa larangan yang biasanya dihalalkan.

a. Pakaian Ihram

Untuk pria

Bagi laki-laki terdiri atas 2 lembar kain yang tidak dijahit, yang satu lembar disarungkan untuk menutupi aurat antara pusat hingga lutut, yang satu lembar lagi diselendangkan untuk menutupi tubuh bagian atas. Kedua lembar kain disunatkan berwarna putih, dan tidak boleh berwarna merah atau kuning.

Untuk wanita

Mengenakan pakaian yang biasa, yakni pakaian yang menutupi aurat.

Tempat-tempat Ihram
Zul Hulaifah
Juhfah
Yalamlam
Qarnul Manjil
Zatu Irqin
Makkah


2. Wukuf

Wukuf di Arafah, yaitu berdiam diri, zikir dan berdo'a di Arafah pada tanggal 9 Zulhijah. Setelah shalat subuh tanggal 9 Zulhijjah, jemaah haji berangkat dari Mina ke Arafah sambil menyerukan Talbiyah, dan singgah dahulu di Namirah.

Para jemaah sampai di Padang Arafah tepat pada waktu Zuhur dan ashar dengan jama’ taq’dim dan qasar dengan satu kali azan dan dua ikamah. Selesai shalat, imam kemudian menyampaikan khutbah dari atas mimbar.

Selama wukuf di Arafah, para jemaah haji menghabiskan/mengisi waktunya untuk memahasucikan Allah dengan meneriakan talbiyah, berzikir dan berdoa sebagai berikut:

Labbaika Allahumma labbaik (a), labbaika la syarika laka labbaik (a). Innal hamda wannimata lak (a), wal mulka laka la syarika lak (a).


3. Tawaf Ifadah

Tawaf Ifadah, Yaitu mengelilingi Ka'bah sebanyak 7 kali, dilakukan sesudah melontar jumrah Aqabah pada tanggal 10 Zulhijah

4. Sa'i,

Sa'i, yaitu berjalan atau berlari-lari kecil antara Shafa dan Marwah sebanyak 7 Kali, dilakukan sesudah Tawaf Ifadah. Adapun praktik pelaksanaan ibadah sa’i adalah sebagai berikut:
Dilakukan sesudah tawaf
Berlari-lari kecil atau berjalan cepat dari bukit Safa menuju bukit Marwah
Dikerjakan sebanyak tujuh kali putaran: dari Safa ke Marwah satu putaran, dan dari Marwah Sa’I hanya boleh dilakukan oleh orang-orang yang mengerjakan haji atau umrah saja.


5. Tahallul

Tahallul, yaitu bercukur atau menggunting rambut sesudah selesai melaksanakan Sa'i. Setelah melontar Jumrah ‘Aqabah, jamaah kemudian bertahallul (keluar dari keadaan ihram), yakni dengan cara mencukur atau memotong rambut kepala paling sedikit tiga helai rambut. Laki-laki disunnahkan mencukur habis rambutnya, wanita mencukur ujung rambut sepanjang jari, dan untuk orang-orang yang berkepala botak dapat bertahallul secara simbolis saja. Setelah melaksanakan tahallul, perkara yang sebelumnya dilarang sekarang dihalalkan kembali, kecuali menggauli istri sebelum melakukan tawaf ifadah.

6. Tertib

Tertib, yaitu mengerjakannya sesuai dengan urutannya serta tidak ada yang tertinggal.



B. Wajib Haji

Wajib Haji Adalah rangkaian kegiatan yang harus dilakukan dalam ibadah haji sebagai pelengkap Rukun Haji, yang jika tidak dikerjakan harus membayar dam (denda). Yang termasuk wajib haji adalah;
Niat Ihram, untuk haji atau umrah dari Miqat Makani, dilakukan setelah berpakaian ihram
Mabit (bermalam) di Muzdalifah pada tanggal 9 Zulhijah (dalam perjalanan dari Arafah ke Mina). Di Mudzalifah para jemaah haji menunaikan shalat magrib dijamak dengan shalat isya dengan satu kali azan dan dua iqamah. Kemudian, mereka bermalam lagi
Melontar Jumrah Aqabah tanggal 10 Zulhijah yaitu dengan cara melontarkan tujuh butir kerikil berturut-turut dengan mengangkat tangan pada setiap melempar kerikil sambil berucap, “Allahu Akbar. Allahummaj ‘alhu hajjan mabruran wa zanban magfura(n)”. Setiap kerikil harus mengenai ke dalam jumrah jurang besar tempat jumrah.
Mabit di Mina pada hari Tasyrik (tanggal 11, 12 dan 13 Zulhijah). Hukumnya adalah sunnah.
Melontar Jumrah Ula, Wustha dan Aqabah pada hari Tasyrik (tanggal 11, 12 dan 13 Zulhijah).
Tawaf Wada', Yaitu melakukan tawaf perpisahan sebelum meninggalkan kota Mekah.
Meninggalkan perbuatan yang dilarang waktu ihram

KEUTAMAAN 10 HARI PERTAMA BULAN DZULHIJJAH

Segala puji bagi Allah semata, shalawat dan salam semoga tercurah kepada Rasulullah, Nabi kita Muhammad, kepada keluarga dan segenap sahabatnya.

روى البخاري رحمه الله عن ابن عباس رضي الله عنهما أن النبي صلى الله عليه وسلم قال : ما من أيام العمل الصالح فيها أحب إلى الله من هذه الأيام – يعني أيام العشر - قالوا : يا رسول الله ولا الجهاد في سبيل الله ؟ قال ولا الجهاد في سبيل الله إلا رجل خرج بنفسه وماله ثم لم يرجع من ذلك بشيء

Diriwayatkan oleh Al-Bukhari, Rahimahullah, dari Ibnu 'Abbas Radhiyallahu 'Anhuma bahwa Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda : Tidak ada hari dimana amal shalih pada saat itu lebih dicintai oleh Allah daripada hari-hari ini, yaitu : Sepuluh hari dari bulan Dzulhijjah. Mereka bertanya : Ya Rasulullah, tidak juga jihad fi sabilillah ?. Beliau menjawab : Tidak juga jihad fi sabilillah, kecuali orang yang keluar (berjihad) dengan jiwa dan hartanya, kemudian tidak kembali dengan sesuatu apapun".

وروى الإمام أحمد رحمه الله عن ابن عمر رضي الله عنهما عن النبي صلى الله عليه وسلم قال : ما من أيام أعظم ولا احب إلى الله العمل فيهن من هذه الأيام العشر فأكثروا فيهن من التهليل والتكبير والتحميد

وروى ابن حبان رحمه الله في صحيحه عن جابر رضي الله عنه عن النبي صلى الله عليه وسلم قال: أفضل الأيام يوم عرفة.

"Imam Ahmad, Rahimahullah, meriwayatkan dari Umar Radhiyallahu 'Anhuma, bahwa Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda : Tidak ada hari yang paling agung dan amat dicintai Allah untuk berbuat kebajikan di dalamnya daripada sepuluh hari (Dzulhijjah) ini. Maka perbanyaklah pada saat itu tahlil, takbir dan tahmid".

MACAM-MACAM AMALAN YANG DISYARIATKAN

1. Melaksanakan Ibadah Haji Dan Umrah
Amal ini adalah amal yang paling utama, berdasarkan berbagai hadits shahih yang menunjukkan keutamaannya, antara lain : sabda Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam:

العمرة إلى العمرة كفارة لما بينهما والحج المبرور ليس له جزاء إلا الجنة

"Dari umrah ke umrah adalah tebusan (dosa-dosa yang dikerjakan) di antara keduanya, dan haji yang mabrur balasannya tiada lain adalah Surga".

2. Berpuasa Selama Hari-Hari Tersebut, Atau Pada Sebagiannya, Terutama Pada Hari Arafah.
Tidak disangsikan lagi bahwa puasa adalah jenis amalan yang paling utama, dan yang dipilih Allah untuk diri-Nya. Disebutkan dalam hadist Qudsi :

الصوم لي وأنا أجزي به ، انه ترك شهوته وطعامه وشرابه من أجلي

"Puasa ini adalah untuk-Ku, dan Aku lah yang akan membalasnya. Sungguh dia telah meninggalkan syahwat, makanan dan minumannya semata-mata karena Aku".

Diriwayatkan dari Abu Said Al-Khudri, Radhiyallahu 'Anhu, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :

ما من عبد يصوم يوماً في سبيل الله ، إلا باعد الله بذلك اليوم وجهه عن النار سبعين خريف

"Tidaklah seorang hamba berpuasa sehari di jalan Allah melainkan Allah pasti menjauhkan dirinya dengan puasanya itu dari api neraka selama tujuh puluh tahun". [Hadits Muttafaq 'Alaih].

Diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Abu Qatadah Rahimahullah bahwa Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :

صيام يوم عرفة أحتسب على الله أن يكفر السنة التي قبله والتي بعده .

"Berpuasa pada hari Arafah karena mengharap pahala dari Allah melebur dosa-dosa setahun sebelum dan sesudahnya".

3. Takbir Dan Dzikir Pada Hari-Hari Tersebut.
Sebagaimana firman Allah Ta'ala.

وَيَذْكُرُوا اسْمَ اللَّهِ فِي أَيَّامٍ مَعْلُومَاتٍ

".... dan supaya mereka menyebut nama Allah pada hari-hari yang telah ditentukan ...". [al-Hajj : 28].

Para ahli tafsir menafsirkannya dengan sepuluh hari dari bulan Dzulhijjah. Karena itu, para ulama menganjurkan untuk memperbanyak dzikir pada hari-hari tersebut, berdasarkan hadits dari Ibnu Umar Radhiyallahu 'Anhuma.

فأكثروا فيهن من التهليل والتكبير والتحميد

"Maka perbanyaklah pada hari-hari itu tahlil, takbir dan tahmid". [Hadits Riwayat Ahmad].

Imam Bukhari Rahimahullah menuturkan bahwa Ibnu Umar dan Abu Hurairah Radhiyallahu 'Anhuma keluar ke pasar pada sepuluh hari tersebut seraya mengumandangkan takbir lalu orang-orangpun mengikuti takbirnya. Dan Ishaq, Rahimahullah, meriwayatkan dari fuqaha', tabiin bahwa pada hari-hari ini mengucapkan :

الله أكبر الله أكبر لا إله إلا الله والله أكبر ولله الحمد

Allahu Akbar, Allahu Akbar, Laa Ilaha Ilallah, wa-Allahu Akbar, Allahu Akbar wa Lillahil Hamdu

"Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, Tidak ada Ilah (Sembahan) Yang Haq selain Allah. Dan Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, segala puji hanya bagi Allah".

Dianjurkan untuk mengeraskan suara dalam bertakbir ketika berada di pasar, rumah, jalan, masjid dan lain-lainnya. Sebagaimana firman Allah.

وَلِتُكَبِّرُوا اللَّهَ عَلَى مَا هَدَاكُمْ

"Dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu ...". [al-Baqarah : 185].

Tidak dibolehkan mengumandangkan takbir bersama-sama, yaitu dengan berkumpul pada suatu majlis dan mengucapkannya dengan satu suara (koor). Hal ini tidak pernah dilakukan oleh para Salaf. Yang menurut sunnah adalah masing-masing orang bertakbir sendiri-sendiri. Ini berlaku pada semua dzikir dan do'a, kecuali karena tidak mengerti sehingga ia harus belajar dengan mengikuti orang lain.

Dan diperbolehkan berdzikir dengan yang mudah-mudah. Seperti : takbir, tasbih dan do'a-do'a lainnya yang disyariatkan.

4. Taubat Serta Meninggalkan Segala Maksiat Dan Dosa.
Sehingga akan mendapatkan ampunan dan rahmat. Maksiat adalah penyebab terjauhkan dan terusirnya hamba dari Allah, dan keta'atan adalah penyebab dekat dan cinta kasih Allah kepadanya.

Disebutkan dalam hadits dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'anhu, bahwasanya Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda.

ان الله يغار وغيرة الله أن يأتي المرء ما حرم الله علي

"Sesungguhnya Allah itu cemburu, dan kecemburuan Allah itu manakala seorang hamba melakukan apa yang diharamkan Allah terhadapnya" [Hadits Muttafaq 'Alaihi].

5. Banyak Beramal Shalih.
Berupa ibadah sunat seperti : shalat, sedekah, jihad, membaca Al-Qur'an, amar ma'ruf nahi munkar dan lain sebagainya. Sebab amalan-amalan tersebut pada hari itu dilipat gandakan pahalanya. Bahkan amal ibadah yang tidak utama bila dilakukan pada hari itu akan menjadi lebih utama dan dicintai Allah daripada amal ibadah pada hari lainnya meskipun merupakan amal ibadah yang utama, sekalipun jihad yang merupakan amal ibadah yang amat utama, kecuali jihad orang yang tidak kembali dengan harta dan jiwanya.

6. Disyariatkan Pada Hari-Hari Itu Takbir Muthlaq
Yaitu pada setiap saat, siang ataupun malam sampai shalat Ied. Dan disyariatkan pula takbir muqayyad, yaitu yang dilakukan setiap selesai shalat fardhu yang dilaksanakan dengan berjama'ah ; bagi selain jama'ah haji dimulai dari sejak Fajar Hari Arafah dan bagi Jama’ah Haji dimulai sejak Dzhuhur hari raya Qurban terus berlangsung hingga shalat Ashar pada hari Tasyriq.

7. Berkurban Pada Hari Raya Qurban Dan Hari-hari Tasyriq.
Hal ini adalah sunnah Nabi Ibrahim 'Alaihissalam, yakni ketika Allah Ta'ala menebus putranya dengan sembelihan yang agung. Diriwayatkan bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam.

وقد ثبت أن النبي صلى الله عليه وسلم ضحى بكبشين أملحين أقرنين ذبحهما بيده وسمى وكبّر ووضع رجله على صفاحهما

"Berkurban dengan menyembelih dua ekor domba jantan berwarna putih dan bertanduk. Beliau sendiri yang menyembelihnya dengan menyebut nama Allah dan bertakbir, serta meletakkan kaki beliau di sisi tubuh domba itu". [Muttafaq 'Alaihi].

8. Dilarang Mencabut Atau Memotong Rambut Dan Kuku Bagi Orang Yang Hendak Berkurban.
Diriwayatkan oleh Muslim dan lainnya, dari Ummu Salamah Radhiyallhu 'Anha bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda.

إذا رأيتم هلال ذي الحجة وأراد أحدكم أن يضّحي فليمسك عن شعره وأظفاره

"Jika kamu melihat hilal bulan Dzul Hijjah dan salah seorang di antara kamu ingin berkurban, maka hendaklah ia menahan diri dari (memotong) rambut dan kukunya".

Dalam riwayat lain :

فلا يأخذ من شعره ولا من أظفاره حتى يضحي

"Maka janganlah ia mengambil sesuatu dari rambut atau kukunya sehingga ia berkurban".

Hal ini, mungkin, untuk menyerupai orang yang menunaikan ibadah haji yang menuntun hewan kurbannya. Firman Allah.

وَلا تَحْلِقُوا رُءُوسَكُمْ حَتَّى يَبْلُغَ الْهَدْيُ مَحِلَّه

"..... dan jangan kamu mencukur (rambut) kepalamu, sebelum kurban sampai di tempat penyembelihan...". [al-Baqarah : 196].

Larangan ini, menurut zhahirnya, hanya dikhususkan bagi orang yang berkurban saja, tidak termasuk istri dan anak-anaknya, kecuali jika masing-masing dari mereka berkurban. Dan diperbolehkan membasahi rambut serta menggosoknya, meskipun terdapat beberapa rambutnya yang rontok.

9. Melaksanakan Shalat Iedul Adha Dan Mendengarkan Khutbahnya.
Setiap muslim hendaknya memahami hikmah disyariatkannya hari raya ini. Hari ini adalah hari bersyukur dan beramal kebajikan. Maka janganlah dijadikan sebagai hari keangkuhan dan kesombongan ; janganlah dijadikan kesempatan bermaksiat dan bergelimang dalam kemungkaran seperti ; nyanyi-nyanyian, main judi, mabuk-mabukan dan sejenisnya. Hal mana akan menyebabkan terhapusnya amal kebajikan yang dilakukan selama sepuluh hari.

10. Selain Hal-Hal Yang Telah Disebutkan Diatas.
Hendaknya setiap muslim dan muslimah mengisi hari-hari ini dengan melakukan ketaatan, dzikir dan syukur kepada Allah, melaksanakan segala kewajiban dan menjauhi segala larangan ; memanfaatkan kesempatan ini dan berusaha memperoleh kemurahan Allah agar mendapat ridha-Nya.

Semoga Allah melimpahkan taufik-Nya dan menunjuki kita kepada jalan yang lurus. Dan shalawat serta salam semoga tetap tercurah kepada Nabi Muhammad, kepada keluarga dan para sahabatnya.

Keutamaan Memakmurkan Masjid

Definisi
 

Masjid ( مَسْجِد ) –dengan kasroh pada huruf jim- dalam bahasa Arab adalah isim makan (kata keterangan tempat) dari kata ( سَجَدَ – يَسْجُدُ – سُجُودًا , artinya bersujud) yang menyelisihi timbangan aslinya yaitu ( مَسْجَد ) –dengan fathah pada huruf jim-. Maka arti kata ( مَسْجِد ) adalah tempat bersujud, dan bentuk jamaknya adalah ( مَسَاجِد ). Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

(( … وَجُعِلَتْ لِيَ اْلأَرْضُ مَسْجِدًا وَطَهُورًا))

” … dan (seluruh permukaan) bumi ini telah dijadikan untukku sebagai tempat bersujud dan alat bersuci.” (Muttafaq ‘alaihi)

Adapun menurut istilah yang dimaksud masjid adalah suatu bangunan yang memiliki batas-batas tertentu yang didirikan untuk tujuan beribadah kepada Allah seperti shalat, dzikir, membaca al-Qur’an dan ibadah lainnya. Dan lebih spesifik lagi yang dimaksud masjid di sini adalah tempat didirikannya shalat berjama’ah, baik ditegakkan di dalamnya shalat jum’at maupun tidak. Allah berfirman,

” … , (tetapi) janganlah kamu campuri mereka (istri-istri kamu) itu sedang kamu ber-i’tikaf dalam mesjid …” (QS. al-Baqarah: 187)

“Dan sesungguhnya masjid-masjid itu adalah kepunyaan Allah. Maka janganlah kamu menyembah seseorangpun di dalamnya di samping (menyembah) Allah.” (QS. al-Jin:18)

“Dan siapakah yang lebih aniaya daripada orang yang menghalang-halangi menyebut nama Allah dalam masjid-masjid-Nya dan berusaha untuk merobohkannya? Mereka itu tidak sepatutnya masuk ke dalamnya (masjid Allah), kecuali dengan rasa takut (kepada Allah). Mereka di dunia mendapat kehinaan dan di akhirat mendapat siksa yang berat.” (QS. al-Baqarah:114)

“Hanyalah yang memakmurkan masjid-masjid Allah ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, serta tetap mendirikan sholat, menuaikan zakat dan tidak takut (kepada siapapun) selain kepada Allah, maka merekalah orang-orang yang diharapkan termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk.” (QS. at-Taubah:18)

Adapun kata “memakmurkan” adalah salah satu arti dari sebuah kata dalam bahasa Arab yaitu ( عَمَرَ – يَعْمُرُ -عِمَارَةً ) yang juga memiliki banyak arti lain di antaranya: menghuni (mendiami), menetapi, menyembah, mengabdi (berbakti), membangun (mendirikan), mengisi, memperbaiki, mencukupi, menghidupkan, menghormati dan memelihara.

Dengan demikian, yang dimaksud “memakmurkan masjid” adalah membangun dan mendirikan masjid, mengisi dan menghidupkannya dengan berbagai ibadah dan ketaatan kepada Allah I, menghormati dan memeliharanya dengan cara membersihkannya dari kotoran-kotoran dan sampah serta memberinya wewangian.

Bentuk-bentuk Memakmurkan Masjid dan Keutamaannya

Setiap muslim (khususnya kaum laki-laki) wajib memakmurkan masjid-masjid Allah dengan berbagai ibadah dan ketaatan, karena padanya ada keutamaan. Dan Allah menyifati orang-orang yang memakmurkan masjid-masjidNya sebagai orang-orang mukmin, sebagaimana dalam firman-Nya,

“Hanyalah yang memakmurkan masjid-masjid Allah ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, serta tetap mendirikan sholat, menunaikan zakat dan tidak takut (kepada siapapun) selain kepada Allah, maka merekalah orang-orang yang diharapkan termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk.” (QS. at-Taubah:18)

Dalam sebuah riwayat dikatakan bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

(( إذا رأيتم الرجل يعتاد المساجد فاشهدوا له بالإيمان، قال الله عز وجل { إنما يعمر مساجد الله من آمن بالله واليوم الآخر . . الآية } )) رواه الترمذي وقال : حديث حسن

“Jika kamu melihat orang rajin mendangi masjid, maka persaksikanlah ia sebagai orang yang beriman.” (HR. Ahmad, At-Tirmidzi dan beliau menghasankannya serta yang lainnya. Didhaifkan oleh Syaikh al-Albani dalam Dha’if al-Jami’ no. 509). Hadits ini dha’if, tetapi maknanya benar sesuai ayat di atas.

Semua bentuk ketaatan apapun yang dilakukan di dalam masjid atau terkait dengan masjid maka hal itu termasuk bentuk memakmurkannya. Di antaranya adalah:

1. Membangun/mendirikan masjid

Membangun masjid memiliki keutamaan yang besar sebagaimana disabdakan oleh Nabi r,

(( مَنْ بَنَى مَسْجِداً يَبْتَغِي بِهِ وَجْهَ اللهِ بَنَى اللهُ لَهُ مِثْلَهُ فِي الْجَنَّةِ )) وفي رواية لمسلم: (( بَيْتاً فِي الْجَنَّةِ )).

“Barangsiapa membangun masjid –karena mengharap wajah Allah- maka Allah akan membangunkan untuknya yang semisalnya di dalam syurga.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim). Dan dalam riwayat Muslim disebutkan dengan lafal: “rumah di dalam syurga.”

Namun keutamaan tersebut hanya bisa dicapai dengan ikhlas semata-mata karena Allah dan mengharap wajah Allah sebagaimana teks hadits di atas. Meskipun masjid yang dibangun itu berukuran kecil, karena dalam hadits yang lain Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

(( مَنْ بَنَى ِللهِ مَسْجِداً وَلَوْ كَمَفْحَصِ قَطَاةٍ أَوْ أَصْغَرَ بَنَى اللهُ لَهُ بَيْتاً فِي الْجَنَّةِ ))

“Barangsiapa membangun sebuah masjid karena/untuk Allah walau seukuran sarang (kandang) burung atau lebih kecil dari itu, maka Allah akan membangunkan untuknya rumah di dalam syurga.” (HR. Ibnu Majah dan al-Baihaqi dan dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani dalam Shahih al-Jami’ no. 6128).

Adapun bila seseorang membangun masjid dengan tujuan ingin dipuji oleh manusia atau hanya untuk berbangga-banggaan semata maka ia tidak akan memperoleh keutamaan ini. Dan jika hal ini merajalela di tengah-tengah manusia maka itu salah satu pertanda dekatnya hari kiamat. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

(( لا تقوم الساعة حتى يتباهى الناس في المساجد ))

“Tidaklah kiamat akan tegak sehingga manusia berbangga-banggaan dalam (membangun) masjid-masjid.” (HR. Ahmad, Abu Daud Ibnu Majah dan yang lainnya. Dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani dalam Shahih al-Jami’ no. 7421)

2. Membersihkannya dan memberinya wewangian

Hal itu telah diperintahkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagaimana diceritakan oleh ‘Aisyah – رضي الله عنها -,

)) أمر رسول الله r ببناء المساجد في الدور وأن تنظف وتطيب )).

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan untuk membangun masjid-masjid di perkampungan-perkampungan, (lalu) dibersihkan dan diberi wewangian.”

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah kehilangan seorang wanita atau pemuda berkulit hitam yang biasa menyapu sampah di masjid, beliau r pun bertanya tentangnya, dan dijawab bahwa ia telah meninggal. Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata, “Tidakkah kalian mengabarkan kepadaku?” Dia (Abu Hurairah t) berkata, “Seolah-olah mereka meremehkan kedudukan wanita atau pemuda tersebut.” Maka Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata, “Tunjukkan kepadaku kuburannya!” Mereka pun menunjukkannya lalu beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam menshalatinya (yakni shalat atas jenazahnya) dan bersabda,

(( إن هذه القبور مملوءة ظلمة على أهلها وإن الله ينورها لهم بصلاتي عليهم ))

“Sesungguhnya kuburan ini penuh kegelapan bagi penghuninya, tetapi Allah meneranginya untuk mereka dengan doaku buat mereka.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim, dan ini adalah lafal Muslim).

3. Dzikrullah, shalat dan tilawatul Qur’an

Perkara-perkara ini merupakan yang terpokok dari tujuan dibangunnya masjid, sebagaimana yang pernah dikatakan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada seorang a’rabi (badui) yang kencing di salah satu sudut masjid, setelah orang tersebut selesai dari kencingnya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata,

(( إن هذه المساجد لا تصلح لشيء من هذا البول ولا القذر إنما هي لذكر الله عز وجل والصلاة وقراءة القرآن ))

“Sesungguhya masjid-masjid ini tidak pantas digunakan untuk tempat kencing dan berak, tetapi hanyasanya ia (dibangun) untuk dzikrullah, shalat dan membaca al-Qur’an.”

Oleh karena itu masjid merupakan tempat yang paling dicintai oleh Allah. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

(( أحب البلاد إلى الله مساجدها و أبغض البلاد إلى الله أسواقها )).

“Tempat yang paling dicintai Allah adalah masjid-masjidnya dan yang paling dibenci Allah adalah pasar-pasarnya.” (HR. Muslim dari Abu Hurairah t)

Dalam hadits lain beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

(( خير البقاع المساجد و شر البقاع الأسواق )).

“Sebaik-baik tempat adalah masjid, dan seburuk-buruk tempat adalah pasar.” (HR. At-Thabarani dan al-Hakim. Dishahihkan oleh Syaikh al-Albani dalam Shahih al-Jami’ no. 3271)

Adapun dzikrulllah maka ia merupakan amalan yang agung, dan sebaik-baik tempat dzikrullah adalah masjid. Ketika Allah mencela orang-orang yang menghalang-halangi manusia dari menyebut nama Allah di dalam masjid-masjidNya, Allah menyebut mereka sebagai orang-orang yang paling aniaya. Allah berfirman,

“Dan siapakah yang lebih aniaya daripada orang yang menghalang-halangi menyebut nama Allah dalam masjid-masjid-Nya dan berusaha untuk merobohkannya? Mereka itu tidak sepatutnya masuk ke dalamnya (masjid Allah), kecuali dengan rasa takut (kepada Allah). Mereka di dunia mendapat kehinaan dan di akhirat mendapat siksa yang berat.” (QS. al-Baqarah:114)

Maknanya bahwa orang-orang yang menghidupkan masjid-masjid dengan dzikrullah dan memerintahkan manusia kepadanya merupakan sebaik-baik amal dan jauh dari perbuatan aniaya.

Sedangkan shalat, khususnya shalat fardhu berjama’ah, di dalam masjid memiliki keutamaan yang besar, diantaranya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

(( من توضأ للصلاة، فأسبغ الوضوء، ثم مشى إلى الصلاة المكتوبة، فصلاها مع الناس –أي: مع الجماعة في المسجد-؛ غفر الله له ذنوبه ))

“Barangsiapa berwudhu untuk shalat, lalu dia menyempurnakan wudhunya, kemudian berjalan menuju shalat fardhu, lalu dia shalat bersama manusia –yakni bersama jama’ah di masjid-, niscaya Allah ampuni dosa-dosanya.” (HR. Muslim)

Apalagi shalat berjama’ah itu pahalanya berlipat ganda, dua puluh lima atau dua puluh tujuh kali, dibandingkan dengan shalat bersendiri. Sebagaimana dalam sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,

(( صلاة الجماعة تفضل من صلاة الفذ بسبع وعشرين درجة ))

“Shalat berjama’ah itu lebih baik 27 kali lipat daripada shalat bersendiri.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim dari Ibnu Umar – رضي الله عنهما -)

Dalam riwayat ِal-Bukhari dari Abu Sa’id al-Khudri t,

(( بخمس وعشرين درجة ))

” … 25 kali lipat …”

Islam telah memotivasi setiap muslim untuk selalu mendatangi masjid-masjid, dan seseorang yang hatinya telah terikat dengan masjid ketika dia keluar darinya hingga dia kembali ke masjid (yakni selalu menjaga waktu-waktu shalat berjama’ah di masjid) termasuk dari tujuh golongan yang akan Allah naungi pada hari tiada naungan selain naungan-Nya. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

(( سبعة يظلهم الله في ظله يوم لا ظل إلا ظله : …)) وفيه (( ورجل قلبه معلق بالمسجد إذا خرج منه حتى يعود إليه … ))

“Ada tujuh golongan yang akan Allah naungi mereka pada hari tiada naungan selain naungan Allah yaitu: … -diantaranya-: “dan seorang yang terikat (hatinya) dengan masjid ketika ia keluar hingga ia kembali ke masjid …” (HR. Al-Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah t)

Dan seorang yang pergi ke masjid pagi atau petang akan memperoleh pahala yang besar. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

(( من غدا إلى المسجد و راح أعد الله له نزلا من الجنة كلما غدا و راح )).

“Barangsiapa pergi pagi hari ke masjid, atau petang hari, akan Allah sediakan untuknya tempat di syurga setiap kali dia pergi (pagi atau petang hari).” (HR. Al-Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah t).

Dalam hadits lainnya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

(( ألا أدلكم على ما يمحو الله به الخطايا و يرفع به الدرجات ؟ إسباغ الوضوء على المكاره و كثرة الخطا إلى المساجد و انتظار الصلاة بعد الصلاة فذلكم الرباط فذلكم الرباط فذلكم الرباط )).

“Tidakkah kamu mau aku tunjukkan apa yang dengannya Allah menghapus dosa-dosa dan mengangkat derajat? Menyempurnakan wudhu dalam keadaan yang berat, memperbanyak langkah ke masjid dan menanti shalat setelah shalat. Itulah penjagaan sesungguhnya, itulah penjagaan sesungguhnya.” (HR. Muslim dari Abu Hurairah t).

Masih banyak lagi keutamaan yang lain terkait dengan shalat berjama’ah di masjid.

Adapun membaca al-Qur’an dan mempelajarinya bersama-sama di dalam masjid juga telah disebutkan keutamaannya oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam sabdanya,

(( … وما اجتمع قوم في بيت من بيوت الله يتلون كتاب الله ويتدارسونه بينهم إلا نزلت عليهم السكينة وغشيتهم الرحمة وحفتهم الملائكة وذكرهم الله فيمن عنده … ))

” … dan tidaklah suatu kaum berkumpul di salah satu rumah Allah (masjid), untuk membaca Kitabullah (al-Qur’an) dan mempelajarinya di antara mereka melainkan akan turun ketentraman kepada mereka, rahmat akan menyelimuti mereka, para malaikat menaungi mereka dan Allah akan menyebut-nyebut mereka di hadapan para malaikat di sisi-Nya … ” (HR. Muslim dari Abu Hurairah t)

Dan semua halaqah ilmu yang bermanfaat termasuk dalam keutamaan tersebut. Bahkan orang-orang yang menuntut ilmu di majelis-majelis ilmu di dalam masjid, terutama di Masjid Nabawi, bagaikan mujahid di jalan Allah. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

)) من جاء مسجدي هذا لم يأته إلا لخير يتعلمه أو يعلمه فهو بمنزلة المجاهد في سبيل الله ومن جاء لغير ذلك فهو بمنزلة الرجل ينظر إلى متاع غيره ))

“Barangsiapa datang ke masjidku ini, tidak lain kecuali untuk mempelajari kebaikan atau mengajarkannya, maka dia bagaikan mujahid di jalan Allah, sedangkan yang datang untuk selain itu maka bagaikan orang yang cuma melihat-lihat harta orang lain.” (HR. Ibnu Majah dan al-Baihaqi dalam Syu’abul Iman, dan dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani dalam al-Misykat)

Dan secara umum setiap orang yang menuntut ilmu maka seperti mujahid di jalan Allah. Nabi r bersabda,

(( من خرج في طلب العلم فهو في سبيل الله حتى يرجع )) رواه الترمذي وقال حديث حسن

“Barangsiapa keluar untuk menuntut ilmu maka dia di jalan Allah hingga pulang kembali.” (HR. At-Tirmidzi dan beliau menghasankannya. Hadits ini hasan li ghairihi sebagaimana dikatakan oleh Syaikh al-Albani dalam Shahih at-Targhib no. 88)

Kamis, 04 November 2010

Buka Pendaftaran APW

Buka Pendaftaran
Program Belajar 4 Bulan APW 15

PROGRAM SANTRI MUKIM AKHLAK PLUS WIRAUSAHA

Program pendidikan Santri Mukim Akhlak Plus Wirausaha adalah sebuah program unggulah Pesantren Daarut Tauhiid dengan masa program selama 4 bulan. Pendidikan ini bertujuan untuk membentuk pribadi santri yang memiliki pengetahuan Agama Islam dengan baik dan benar yang dibagun diatas pemahaman Al Qur’an dan As Sunnah sebagai sumber kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat serta memiliki mental wirausaha yang berjiwakan leadership.

Program pendidikan Santri Mukim Akhlak Plus Wirausaha memiliki beberapa tahapan, diantaranya :

1. Tahapan / marhalah Satu :
PEMBENTUKAN KARAKTER
Pendidikan Latihan Dasar (DIKLATSAR), pada marhalah ini santri mengikuti kegiatan dan materi lapangan yang mengarahkan kepada pembentukan karakter Baik dan Karakter Kuat.

2. Tahap / marhalah Dua :
PEMBEKALAN PENGETAHUAN AGAMA, LEADEERSHIP DAN WIRAUSAHA
Santri mendapatkan materi kelas yang diarahkan kepada pemahaman Agama Islam dengan baik dan benar , serta pembentukan Mental Wirausaha yang Berjiwakan Leadership dengan tata nilai Manajemen Qolbu.,

3. Tahap / marhalah Tiga :
PRAKTEK DI LAPANGAN
Santri berlatih mengaplikasikan semua yang pernah dipelajari pada tahap/marhalah satu dan dua, yaitu dengan program :
Ikhtiar, Santri diharapkan memiliki kemampuan menjadi peran sebagai seorang bapak yang harus kerja keras dengan penuh tanggung jawab siang malam untuk mencari penghidupan bagi keluarganya.
Khidmat, Santri diharapkan memiliki kemampuan untuk menjadi dan berperan sebagai seorang ibu yang harus mengerjakan tanggungjawabnya mengerjakan pekerjaan rumah, diantaranya memasak, mencuci (baju/piring), membersihkan dan merapihkan ruangan setiap harinya.
Program Khidmat Masyarakat (PKM), Semua Santri akan mendapatkan tugas berdakwah di suatu tempat/desa binaan, untuk mengaplikasikan keilmuan dan kemampuan yang telah diberikan selama pendidikan. Dengan harapan santri mampu membangun opini, membangun komunikasi, berinteraksi dan bersosialisasi dengan masyarakat

TUJUAN UMUM PROGRAM
Menuju pribadi santri yang memiliki pemahaman Agama Islam dengan baik dan benar yang dibagun diatas pemahaman Al Qur’an dan As Sunnah sebagai sumber kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat serta memiliki jiwa kemandirian, mampu mengoreksi dan memperbaiki diri untuk menuju ridho Allah SWT.

TUJUAN KHUSUS PROGRAM
Menghasilkan sosok santri yang memiliki :
Kebeningan hati
Jiwa Kepemimpinan
Kemandirian dan Bertanggungjawab
Mental Wirausaha
Mampu mengaplikasikan nilai-nilai Islam dalam kehidupan sehari-hari
Mengoreksi dan Memperbaiki diri

KURIKULUM
Kurikulum dan jadual kegiatan harian Santri Mukim Akhlak Plus Wirausaha berdasarkan pada aktivitas dan berdasarkan pada materi pembelajaran.

Persyaratan :

1. Usia minimal 15 tahun
2. Tidak memiliki aktitas diluar Pesantren dalam bentuk apapun
3. Bersedia mengikuti program selama 4 bulan
4. Tidak merokok
5. Tidak mempunyai Ketergantungan obat / masa proses pengobatan narkotika
6. Mengisi formulir Pendaftaran
7. Siap tinggal di Masjid selama Pendidikan
8. Menyerahkan
a. Surat Ketarangan Sehat dari dokter
b. Photo copy ijazah terakhir
c. Photo Copy KTP/SIM/Paspor
d. Pasphoto berwarna ukuran 2x3 (2 buah )

Pendaftaran s/d 24 Desember 2010

FORMULIR DAN PENDAFTARAN

PERSANTREN DAARUT TAUHIID BANDUNG
JL.GEGERKALONG GIRANG NO.38 BANDUNG 40154
TELP. 022-2005272
CP. HAMDANI 08882386248
Info Via SMS/CALL HP. 081320447600, HP. 08156092617
Rekening BNI Syariah Bandung No. 9255394-5 a.n Pendidikan APW


Program Terbaru Belajar

Program Terbaru
Belajar Intensif satu Bulan
( Dauroh Qolbiyah 26 dan 27)

Dauroh Qolbiyah merupakan program unggulan Pesantren Daarut Tauhiid. Program ini dilaksanakan satu bulan. Dirancang dengan pendekatan pelatihan yang mengkombinasikan berbagai metode belajar andragogi (pembelajaran orang dewasa ), sehingga dengan waktu yang singkat namun tetap efektif. Santri mendapatkan manfaat pembelajaran baik dalam menambah pengetahuan, pengembangan karakter, dan peningkatan ketrampilan tertentu
Program ini bersifat tematik, dengan tetap berpijak pada materi kepesantrenan sebagai bahan pokok maupun ekstrakurikuler.

DQ 26 : 18 November - 17 Desember
Pendaftaran s/d 16 November 2010

DQ 27 : 22 Desember - 21 Januari 2011
Pendaftaran s/d ..... 20 Desember 2010

Program
- Dauroh Qolbiyah Seri Mahabbatullah
- Dauroh Qolbiyah Seri Life Skill
- Dauroh Qolbiyah Seri Qur-aniyyah
- Dauroh Ramadhan Seri Tarhib Ramadhan
- Dauroh Ma'rifatullah Beasiswa

Materi Utama
1. Ma'rifatullah
2. Manajemen Qolbu
3. Fiqh Ibadah Praktis
4. Al Qur-an ( Tilawah dan Tadabbur )
5. Life Skill

Materi Pembiasaan
1. Sholat Fardhu berjamaah dimasjid
2. Sholat Malam
3. Sholat Dhuha
4. Tilawah Al Qur-an
5. Dzikir pagi dan petang
6. Shaum Sunah

Materi Pendukung
1. Aktifitas di alamterbuka
2. Mabit ( Malam Bina Iman dan Taqwa )
3. Kebersamaan
4. Olahraga
5. Semua kegiatan keseharian yang berdasarkan aktifitas dengan dibimbing oleh mudabbir (Fasilitator)

Metode Pembelajaran
1. Ta'lim (ceramah)
2. Ta'lim Billu'bah (simulasi / games)
3. Halaqoh (mentoring)
4. Nadwah (diskusi / dialog)

Pemateri
1. KH. Abdullah Gymnastiar
2. Tim Ustadz Daarut Tauhiid

Syarat
1. Usiaminimal 17 tahun
2. Tidak memiliki aktitas diluar Pesantren dalam bentuk apapun
3. Bersedia mengikuti program selama 1 bulan penuh
4. Tidak merokok
5. Tidak mempunyai Ketergantungan obat / masa proses pengobatan narkotika
6. Mengisi formulir Pendaftaran
7. Menyerahkan
a. Surat Ketarangan Sehat dari dokter
b. Photo copy ijazah terakhir
c. Photo Copy KTP/SIM/Paspor
d. Pasphoto berwarna ukuran 2x3 (2 buah )

Pusat Informasi
Pendaftaran bisa Via SMS/Call

HP.081320447600 an. Popon
HP.08156092617 an. Suherman
Phone. 022-70 832 901

Program Pesantren Daarut Tauhiid
Jl. Gegerkalong Girang No.30 bandung 40154
E-mail:pesantrendt@gmail.com
http://www.pesantrendt.tk
http://pesantrendt.blogspot.com

Program Santri Mukim Akhlak Plus Wirausaha

Program Santri mukim 6 (enam) bulan, yang ada dipondok pesantren DT, Sebagai salah satu program pilihan bagi jamaah yang mau mengikuti program santri yang ada di DT, dengan tujuan berupaya membentuk santri yang memiliki mental wirausaha yang berjiwakan leadership.

Tahapan/Marhalah Program sebagai berikut :
Tahapan / marhalah Satu : Pembangunan karakter, pada marhalah ini santri mengikuti kegiatan dan beberapa materi pangn mengarahkan kepada pembentukan Ikarakter Baik dan Karakter Kuat.
Tahap / marhalah Dua : Santri mendapatkan materi yang diarahkan kepada pembentukan Mental Wirausaha yang Berjiwakan Leadership dengan tata nilai Manajemen Qolbu.,
Tahap / marhalah Tiga : Santri berlatih mengaplikasikan semua yang pernah dipelajari pada tahap/marhalah satu dan dua

Materi Utama
1. Ma'rifatullah
2. Manajemen Qolbu
3. Fiqh Ibadah Praktis
4. Al Qur-an ( Tilawah dan Tadabbur )
5. Life Skill

Materi Pembiasaan
1. Sholat Fardhu berjamaah dimasjid
2. Sholat Malam
3. Sholat Dhuha
4. Tilawah Al Qur-an
5. Dzikir pagi dan petang
6. Shaum Sunah

Materi Pendukung
1. Aktifitas di alamterbuka
2. Mabit ( Malam Bina Iman dan Taqwa )
3. Kebersamaan
4. Olahraga
5. Semua kegiatan keseharian yang berdasarkan aktifitas dengan dibimbing oleh mudabbir (Fasilitator)

Metode Pembelajaran
1. Ta'lim (ceramah)
2. Ta'lim Billu'bah (simulasi / games)
3. Halaqoh (mentoring)
4. Nadwah (diskusi / dialog)

Pemateri
1. KH. Abdullah Gymnastiar
2. Tim Ustadz Daarut Tauhiid

Syarat
1. Usiaminimal 17 tahun
2. Tidak memiliki aktitas diluar Pesantren dalam bentuk apapun
3. Bersedia mengikuti program selama 1 bulan penuh
4. Tidak merokok
5. Tidak mempunyai Ketergantungan obat / masa proses pengobatan narkotika
6. Mengisi formulir Pendaftaran
7. Menyerahkan
a. Surat Ketarangan Sehat dari dokter
b. Photo copy ijazah terakhir
c. Photo Copy KTP/SIM/Paspor
d. Pasphoto berwarna ukuran 2x3 (2 buah )

Program DQ



KONSEP PROGRAM DIROSAH ISLAMIYAH 
BAGIAN KESANTRIAN DEPARTEMEN 
KEPESANTRENAN DAARUT TAUHIID 
( Program Privat/ Bebas Memilih Waktu Belajar )

A.LATAR BELAKANG

Visi Pesantren untuk menjadi Model, Diklatna ( Pendidikan, Pelatihan dan Pembinaan ) dan Konsultan (MDK)
Belum adanya program pendidikan DT yang khusus diselenggarakan untuk melayani Kastemer sesuai dengan keinginan dan kebutuhannya
Belum adanya program pendidikan Super Intensif dan Fleksibel
Belum adanya pelayanan program pendidikan dalam hal Bimbingan Belajar

B.TUJUAN PROGRAM

Tujuan Umum

Menjadi wadah pendidikan Alternatif dan Fleksibel sesuai dengan kebutuhan dan keinginan Kastemer

Tujuan Khusus

1.Mempermudah Kastemer untuk mengenal, memahami, dan meningkatkan pengetahuan dan wawasan keilmuan sesuai dengan keinginan dan kebutuhannya
2.Memberikan jalan kepada Kastemer yang ingin memperbaiki diri dengan metode dan sistem Pesantren Daarut Tauhiid
3.Wadah Pendidikan dengan Program Super Intensif

C. INDIKATOR TERCAPAINYA TUJUAN

Terpuaskannya Cutomer dengan pelayanan program pendidikan (Pemateri, materi, metode, kelas, media belajar, penginapan, manajemen)
Santri merasa keinginan dan kebutuhannya terjawab dengan program pendidikan
Adanya keinginan dari Kastemer untuk terus menambah ilmu lagi pada program yang sama

D. SASARAN / PESERTA

Yang menjadi sasaran (peserta) program ini adalah Umum (Anak-anak, Remaja, Dewasa, Orang tua, Keluarga, Majlis Taklim, Lembaga/perusahaan, Siswa, Mahasiswa, dll) baik perorangan maupun kelompok.

E. WAKTU DAN TEMPAT

Waktu dan Tempat Program pendidikan bersifat Fleksibel sesuai dengan keinginan dan kebutuhan Kastemer setelah disepakati bersama dengan Manajemen

Bila Sahabat calon Santri berminat untuk mengetahui lebih jauh mengenai program Santri “Daurah Ma'rifatullah” Silahkan Menghubungi Bapak Mardais di nomor MARDAIS CP.08158028516 Atau Bila ada waktu silahkan datang langsung ke

Program Pesantren Daarut Tauhiid
Jl. Gegerkalong Girang No.30 bandung 40154
E-mail:pesantrendt@gmail.com
http://www.pesantrendt.tk

Twitter

shared

Informasi

Kegiatan Santri

__________________________

DKM DT Telp. 022 70832901

Muslimah Center Telp. 022 2021902

Pusbang Wakaf Telp. 085860804372

 
Masjid Daarut Tauhiid Bandung 2013 Copyright © 2009 Masjidku-DT Designed by a_goesdt@yahoo.com