Pusat Pelayanan Akikah di Bandung

AkikahBandung.com
Solusi Pelayanan Syukuran Akikah Putra Putri Anda
Jasa Akikah di Bandung - AQIQAH -Jasa Aqiqah di Bandung

Jumat, 29 Oktober 2010

Tips Meredam Marah

Tips Meredam Marah  

Menahan marah bukan pekerjaan gampang, sangat sulit untuk melakukannya. Ketika ada orang bikin gara-gara yang memancing emosi kita, barangkali darah kita langsung naik ke ubun-ubun, tangan sudah gemetar mau memukul, sumpah serapah sudah berada di ujung lidah tinggal menumpahkan saja, tapi jika saat itu kita mampu menahannya, maka bersyukurlah, karena kita termasuk orang yang kuat.

Cara-cara meredam atau mengendalikan kemarahan:

1. Membaca Ta'awwudz. Rasulullah bersabda Ada kalimat kalau diucapkan niscaya akan hilang kemarahan seseorang, yaitu A'uudzu billah mina-syaithaani-r-rajiim Aku berlindung kepada Allah dari godaan syaitan yang terkutuk (H.R. Bukhari Muslim).

2. Berwudlu. Rasulullah bersabda Kemarahan itu itu dari syetan, sedangkan syetan tercipta dari api, api hanya bisa padam dengan air, maka kalau kalian marah berwudlulah (H.R. Abud Dawud).

3. Duduk. Dalam sebuah hadist dikatakanKalau kalian marah maka duduklah, kalau tidak hilang juga maka bertiduranlah (H.R. Abu Dawud).

4. Diam. Dalam sebuah hadist dikatakan Ajarilah (orang lain), mudahkanlah, jangan mempersulit masalah, kalau kalian marah maka diamlah (H.R. Ahmad).

5. Bersujud, artinya shalat sunnah mininal dua rakaat. Dalam sebuahhadist dikatakan Ketahuilah, sesungguhnya marah itu bara api dalam hati manusia. Tidaklah engkau melihat merahnya kedua matanya dan tegangnya urat darah di lehernya? Maka barangsiapa yang mendapatkan hal itu, maka hendaklah ia menempelkan pipinya dengan tanah (sujud). (H.R. Tirmidzi)


Golongan yang sesat dalam memahami takdir

Golongan yang sesat dalam memahami takdir  
Ada dua golongan yang tersesat dalam memahami takdir:

Pertama:
Golongan jabariyyah, mereka mengatakan, seorang hamba terpaksa (dikendalikan) dalam perbuatan dan tindakannya, manusia tidak memiliki kehendak dan kemampuan.

Kedua:
Golongan Qodariyah, mereka mengatakan, seorang hamba mempunyai kehendak, kemauan dan keinginan tanpa ada campur tangan kehendak dan kekuasaan Allah. Hamba itu sendirilah yang menciptakan perbuatan tersebut

Jawaban bagi golongan pertama (jabariyah) dengan dalil syar’i dan. fakta adalah sebagai berikut

Adapan dalil syar'i, Allah telah menetapkan bahwa hamba-Nya memiliki kehendak dan kemampuan dan Ia sandarkan hasil perbuatan hamba itu kepada dirinya sendiri

Firman Allah:''Di antara kamu ada orang yang menghendaki dunia dan di antara. kamu ada orang yang menghendaki akhirat.'' (Ali Imran:152).

Firman-Nya:''Dan katakanlah, Kebenaran itu datangnya dari Tuhanmu. Maka barangsiapa yang ingin (beriman) hendaklah ia beriman dan barangsiapa yang ingin (kafir) biarlah ia kafir. Sesungguhnya Kami telah sediakan bagi orang-orang zhalim itu Neraka yang gejolaknya mengepung mereka.'' (Al-Kahfi: 29).

Dan firman-ya juga,''Barangsiapa mengerjakan amal shalih maka (pahalanya) untuk dirinya sendiri dan barangsiapa berbuat jahat maka (dosanya) atas dirinya sendiri dan sekali-sekali Tuhanmu tidaklah menganiaya hamba-hambaNya.'' (Fushshilat: 46).

Dalam kenyataan yang sebenarnya manusia mampu membedakan antara perbuatan yang ia kehendaki seperti makan, minum, jual beli dengan perbuatan yang di luar kehendaknya seperti gemetar karena demam, jatuh dari atap dan sebagainya. Yang pertama ia lakukan dengan kesadaran dan kehendaknya tanpa paksaan dan yang kedua di luar kesadaran, kehendak dan keinginanya

Adapun jawaban bagi golongan kedua (Qadariyah) dengan dalil syar'i dan aqli.

Dalil syar'i, bahwa Allah adalah Pencipta segala sesuatu dan segala sesuatu ada dan terwujud atas kehendak Allah. Dan Allah telah menjelaskan dalam al-Qur'an bahwa semua perbuatan hamba-Nya terjadi atas kehendak-Nya

Firman Allah:''Dan kalau Allah menghendaki, niscaya tidak berbunuh-bunuhan orang-orang (yang datang) sesudah rasul-rasul itu, sesudah datang kepada mereka beberapa macam keterangan, akan tetapi mereka berselisih, maka ada di antara mereka yang beriman ada (pula) di antara mereka yang kafir. Seandainya Allah menghendaki, niscaya mereka tidak berbunuh-bunuhan akan tetapi Allah berbuat apa yang dikehendaki-Nya.'' (Al-Baqarah: 253).

Firman-Nya:''Dan kalau Kami menghendaki, niscaya Kami akan berikan tiap-tiap jiwa petunjuk (bagi)nya, akan tetapi telah tetaplah perkataan (ketetapan) dari-Ku, sesungguhnya akan Aku penuhi neraka jahanam itu dengan jin dan manusia'' (Sajdah:13).

Adapun secara fakta, bahwa seluruh alam dan isinya adalah milik Allah dan manusia adalah bagian dari alam tersebut, mereka juga termasuk dalam pemilikan Allah. Oleh karena itu tidak mungkin mereka melakukan sesuatu tanpa izin dan kehendak pemiliknya.

Iman kepada takdir

Iman kepada takdir
Qadar yaitu ketentuan Allah yang berlaku bagi setiap makhluk-Nya, sesuai dengan ilmu dan hikmah yang dikehendak-Nya.

UNSUR-UNSUR IMAN KEPADA TAKDIR
Beriman terhadap qadar atau takdir mengandung empat unsur:

Pertama 
Beriman bahwa Allah mengetahui segala sesuatu secara rinci dan global sejak zaman dulu dan azali, baik yang berhubungan dengan pekerjaan Dzat-Nya maupun hamba-Nya.

Kedua 
Beriman bahwa Allah menulis semua ketentuan (qadar) tersebut di Lauh Mahfuzh.

Untuk dua hal ini Allah berfirman,
''Apakah kamu tidak mengetahui bahwa sesungguhnya Allah mengetahui apa saja yang ada di langit dan di bumi? Bahwasanya yang demikaan itu terdapat dalam sebuah kitab (Lauh Mahfudz). Sesungguhnya yang demikian itu amat mudah bagi Allah.'' (Al-Hajj: 70).

Dalam Shahih Muslim dari Abdullah bin Amr bin Ash radhiallahu'anhuma berkata,
''Saya mendengar Rasulullah bersabda, 'Allah telah menulis ketentuan seluruh makhluk sebelum menciptakan langit dan bumi selang waktu lima puluh ribu tahun.'' (HR. Muslim)

Ketiga 
Beriman bahwa semua yang ada di alam tidak ada kecuali atas kehendak Allah, baik yang berhubungan dengan perbuatan-Nya atau perbuatan ciptaan-Nya.

Firman Allah yang berhubungan dengan perbuatan-Nya,
''Dan Tuhanmu menciptakan apa yang Dia kehendaki dan memilihnya.''(Al-Qashash:68).

''Dan Allah membuat apa saja yang Ia kehendaki.''(Ibrahim: 27)

''Dialah yang membentuk kamu dalam rahim sebagaimana dikehendaki-Nya.'' (Ali Imran:6).

Adapun yang berhubungan dengan perbuatan hamba-Nya, Allah berfirman
''Kalau menghendaki tentu Dia memberi kekuasaan kepada mereka terhadap kamu, lalu pastilah mereka memerangimu.''(An-Nisa': 90).

''Jikalau Tuhanmu menghendaki, niscaya mereka tidak mengerjakannya, maka tinggalkanlah mereka dan apa yang mereka ada-adakan.''(Al-An'am:112).

Keempat
Beriman bahwa segala makhluk yang ada adalah ciptaan Allah, baik dzatnya, sifatnya maupun gerakannya.

Firman Allah
''Allah menciptakan segala sesuatu dan Dia memelihara segala sesuatu.''(Az-Zumar: 62).

Firman Allah tentang pribadi Nabi Ibrahim ‘alaihis salam
''Padahal Allahlah yang menciptakanmu dan apa yang kamu perbuat.''(Ash-Shaffat: 96)

Firman Allah
''Dan Dialah menciptakan segala sesuatu dan menetapkan ukuran-ukurannya dengan serapi-rapinya.'' (Al-Furqan: 2)


BERIMAN KEPADA TAKDIR TIDAK MENAFIKAN KEHENDAK MAKHLUK
Beriman terhadap qadar (takdir) seperti yang telah kita jelaskan tidak menafikan bahwa hamba memiliki kehendak untuk memilih sesuatu perbuatan karena secara dalil naqli dan aqli menunjukkan hal itu.

Dalil syar'i (naql)
Allah berfirman menjelaskan bahwa manusia memiliki kehendak
''Maka barangsiapa siapa menghendaki, niscaya ia menempuh jalan kembali kepada Tuhannya'' (An-Naba': 39)

''Isteri-isterimu adalah (seperti) tanah tempat kamu bercocok tanam, maka datangilah tanah tempat bercocok tanammu itu bagaimana saja kamu kehendaki.'' (Al-Baqarah: 223).

''Maka bertaqwalah kamu kepada Allah menurut kesanggupanmu dan dengarlah serta taatlah'' (At-Taghabun:16).

Firman-Nya
''Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya, ia mendapat pahata (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya.'' (Al Baqarah: 286).

Secara Fakta
Setiap orang mengetahui bahwa ia memiliki kehendak dan kemampuan untuk mengerjakan atau meninggalkan suatu perbuatan. Ia sendiri bisa membedakan antara perbuatan yang ia lakukan dengan kehendaknya, seperti berjalan dengan perbuatan yang terjadi di luar kehendak, seperti gemetar. Akan tetapi kehendak dan kemampuan hamba tersebut terjadi atas kehendak dan kekuasaan Allah, karena Allah berfirman
''(Yaitu) bagi siapa di antara kamu yang mau menempuh jalan yang lurus dan kamu tidak dapat menghendaki (menempuh jalan itu) kecuali apabila dikehendaki Allah, Tuhan semesta-alam.'' (At-Takwir: 28-29).

Setiap yang ada di alam adalah milik Allah dan tidak mungkin sesuatu yang menjadi hak milik-Nya terjadi tanpa sepengetahuan dan kehendak-Nya.

IMAN KEPADA TAKDIR BUKAN DALIH DIBOLEHKANNYA MELAKUKAN MAKSIAT
Beriman terhadap qadar (takdir) bukan berarti menjadi alasan untuk meninggalkan kewajiban atau mengerjakan kemaksiatan. Siapa yang menjadikan takdir sebagai alasan untuk meninggalkan kewajiban atau mengerjakan kemaksiatan maka hujjah dan alasan tersebut batal karena hal-hal dibawah ini:

Pertama
Firman Allah:
''Orang-orang yang mempersekutukan Tuhan akan mengatakan, 'Jika Allah menghendaki, niscaya kami dan bapak-bapak kami tidak mempersekutukan-Nya dan tidak (pula) kami mengharamkan barang sesuatu apa pun'. Demikian pulalah orang-orang yang sebelum mereka telah mendustakan (para rasul) sampai mereka merasakan siksaan Kami. Katakanlah, 'Adakah kamu mempunyai sesuatu pengetahuan sehingga kamu dapat mengemukakan kepada kami? Kamu tidak mengikuti kecuali persangkaan belaka, dan kamu tidak lain hanya berdusta.''(Al-An'am:148).

Seandainya alasan mereka dalam ayat ini benar pasti Allah tidak mengadzab mereka.

Kedua
Firman Allah
''(Mereka Kami utus) selaku rasul-rasul pembawa berita gembira dan pemberi peringatan supaya tidak ada alasan bagi manusia membantah Allah sesudah diutusnya rasul-rasul itu. Dan adalah Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.'' (An-Nisa':165).

Jika takdir dibenarkan untuk menjadi alasan mereka yang membangkang para rasul, maka hujah dan alasan tersebut tidak ditiadakan setelah datang rasul-rasul tersebut karena pembangkangan mereka setelah diutusnya rasul juga terjadi atas takdir dan ketentuan Allah.

Ketiga
Hadits yang diriwayatkan al-Bukhari dan Muslim dan lafazh dari riwayat Imam al-Bukhari dari Ali bin Abi Thalib, sesungguhnya Nabi bersabda.
''Setiap orang dari kalian telah ditentukan tempatnya di Surga atau di Neraka. Seseorang bertanya, 'Kenapa kita tidak pasrah saja, wahai Rasulullah?' Beliau menjawab: 'Jangan, akan tetapi berbuatlah karena masing-masing akan dimudahkan”. Kemudian beliau membaca ayat, 'Adapun orang yang memberikan (hartanya di jalan Allah) dan bertakwa.'' (AI-Lail: 5)

Dalam riwayat Muslim dengan lafahz
''Masing-masing dimudahkan sesuai takdirnya.''
Maka Rasulullah memerintahkan untuk berbuat dan melarang pasrah kepada takdir.

Keempat
Allah melarang dan memerintah hamba-Nya sesuai dengan kemampuannya dan tidak membebankan kepadanya kecuali yang dia sanggup.

Firman Allah
''Maka bertakwalah kepada Allah menurut kesanggupanmu.'' (At-Taghabun:l6).

Firman-Nya
''Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupunnya.''(Al-Baqarah: 286)

Jika seorang hamba melakukan perbuatan dengan terpaksa, tentu ia akan mendapatkan beban yang tidak mungkin ia bisa lepas darinya. Ini jelas tidak benar.

Oleh karena itu jika ia berbuat sesuatu maksiat karena bodoh, lupa atau dipaksa maka ia tidak berdosa.

Kelima
Qadar (takdir) Allah adalah suatu rahasia yang tidak bisa diketahui, kecuali setelah terjadi. Kehendak manusia untuk berbuat dan melakukan tindakan mendahului perbuatannya, ini berarti kehendaknya untuk berbuat dan melakukannya ada sebelum ia tahu tentang takdir Allah tersebut, maka batallah hujjahnya dengan takdir tersebut, karena tidak dibenarkan seseorang berdalih dengan sesuatu yang tidak ia ketahui.

Keenam
Dalam hal keduniawian setiap orang berjuang untuk mendapatkan sesuatu yang menyenangkan hati dan tak seorang pun yang ingin mendapatkan kepahitan dunia lalu berdalih dengan takdir, tetapi kenapa di saat ia ingin berbuat kemudharatan dalam masalah agama dan akhiratnya kemudian berdalih dengan takdir? Bukankah keduanya sama?

Suatu contoh,
Jika seseorang di hadapannya ada pilihan dua jalan. Jalan yang satu menuju negeri yang kacau den tidak aman, banyak terjadi pembunuhan, perampokan, pemerkosaan, kelaparan dan segala yang menakutkan sedang jalan lainnya menuju negeri yang aman, tertib, tenang penuh kedamaian dan keselamatan bagi kehormatan, harta benda serta jiwa. Jalan manakah yang akan ia tempuh? Ia pasti memilih jalan yang kedua, jalan aman yang mengantarkannya menuju negeri yang aman dan tertib. Tidak mungkin bagi orang yang berakal sehat memilih jalan yang menuju negeri yang kacau dan menakutkan lalu berdalih dengan takdir. Kenapa ia memilih dalam perkara akhirat jalan Neraka bukannya jalan Surga lalu berdalih dengan takdir?

Contoh lain
Orang sakit yang disuruh dokter minum obat pahit yang berlawanan dengan keinginan nafsunya dan ia dilarang memakan suatu makanan yang membahayakan kesehatannya sementara nafsunya sangat menginginkan. Semua ini dalam rangka mendapatkan kesembuhan dan kesehatan tubuh. Tidak mungkin ia menolak meminum obat atau memakan makanan yang dilarang oleh dokter tersebut lalu berdalih dengan takdir. Tapi kenapa di saat ia menolak perintah Allah dan Rasul-Nya atau mengerjakan larangan Allah dan Rasul-Nya ia berdalih dengan takdir?

Ketujuh
Jika orang yang berdalih dengan takdir di saat melanggar kewajiban atau mengerjakan kemaksiatan diganggu hak dan kehormatannya oleh orang lain dengan dalih takdir dan orang itu mengatakan, Jangan salahkan saya jika saya mengganggu hak dan kehormataan Anda karena semua ini terjadi atas takdir Allah, pasti ia tidak akan menerima alasan tersebut. Kenapa ia tidak bisa menerima alasan tersebut jika ia yang diganggu dan dinodai hak dan kehormatannya, sementara ia membuat alasan yang sama dalam melanggar hak Allah?

Disebutkan dalam suatu riwayat dari Umar bin Khathab bahwa beliau pernah memotong tangan pencuri, maka pencuri tersebut berkata: Sebentar, wahai Amirul Mukminin, Sebetulnya saya mencuri ini atas takdir Allah. Umar menjawab: Kami memotong tanganmu ini juga karena takdir Allah.

BUAH BERIMAN KEPADA TAKDIR
Beriman terhadap qadar (takdir) membuahkan basil yang sangat besar:

Pertama
Bersandar kepada Allah disaat melakukan usaha, tidak bersandar pada hukum sebab akibat semata karena segala sesuatu yang terjadi atas takdir dan kehendak Allah.

Kedua
Seseorang menjadi tidak bangga diri di saat mendapatkan keinginannya karena seluruhnya pemberian dan karunia Allah. Sebab bangga diri akan membuat seseorang lalai untuk mensyukuri nikmat Allah.

Ketiga
Merasa tenang dan tentram jiwanya dalam menghadapi segala yang terjadi pada dirinya dan tidak merasa gundah dan gelisah di saat ditimpa musibah atau kehilangan sesuatu yang dicintainya. Karena hal itu terjadi atas kehendak dan takdir Allah yang menguasai langit dan bumi, semua yang Dia kehendaki pasti terjadi.

Firman Allah:
''Tiada suatu musibahpun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirmu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauh Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya, sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah. (Kami jelaskan yang demikian itu) supaya kamu jangan berduka cita terhadap apa yang luput dari kamu, dan supaya kamu jangan terlalu gembira terhadap apa yang diberikan kepadamu dan Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong lagi membanggakan diri'' (Al-Hadid:22-23)

Nabi bersabda:
''Sungguh menakjubkan segala urusan orang mukmin, seluruhnya baik, yang itu tidak terjadi kecuali pada diri orang mukmin. Jika ia mendapatkan kenikmatan lalu bersyukur maka itu baik baginya, jika tertimpa musibah lalu bersabar maka itu juga baik baginya.''(HR. Muslim)

Diambil dari Syarh Tsalatsatil Ushul, Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin

Kamis, 28 Oktober 2010

Tsunami Mentawai

<object width="480" height="385"><param name="movie" value="http://www.youtube.com/v/AlrOCdJMEoM?fs=1&amp;hl=en_US"></param><param name="allowFullScreen" value="true"></param><param name="allowscriptaccess" value="always"></param><embed src="http://www.youtube.com/v/AlrOCdJMEoM?fs=1&amp;hl=en_US" type="application/x-shockwave-flash" allowscriptaccess="always" allowfullscreen="true" width="480" height="385"></embed></object>

Rabu, 20 Oktober 2010

Buah Ketauhiidan

Allah menciptakan Ramadan pasti untuk kebaikan hambanya. Membersihkan dari yang kotor, mengangkat dari keterpurukan, dan memuliakan dari kehinaan. Namun, itu semua tergantung pada hambanya sendiri. Apakah fasilitas ini digunakan atau tidak? Apakah Ramadan akan menjadi sarana perubahan yang lebih baik. Atau sebaliknya, Ramadan lewat begitu saja tanpa ada perubahan berarti.

Semua perubahan itu sangat tergantung pada ketauhiidan. Semakin bagus tauhiidnya, semakin signifikan perubahan yang terjadi. Ketauhiidan pun bukan hanya dalam ucapan. Tidak juga berkisar dalam masalah ibadah atau ritual semata. Ketauhiidan akan tampak dari segala aspek kehidupan yang dijalani.

Kata kunci orang yang bertauhiid itu adalah mengutamakan apa yang disukai Allah. Seperti halnya rapi dan bersih. Allah suka kepada yang rapi dan bersih. Maka, orang yang bertauhiid akan sangat sibuk mencintai kebersihan dan kerapian. Bukan untuk penilaian orang, tetapi itulah yang disukai Allah.



Begitu juga dengan kedisiplinan. Allah pasti suka kepada yang disiplin dibanding yang lalai. Maka orang yang bertauhiid, ia akan disiplin dalam hal waktu, disiplin menjaga amanah, karena itu disukai Allah.



Allah pun pasti suka kepada yang rajin. Orang rajin terbukti oleh Allah ditolong menjadi mudah menghapal al-Quran, menjadi pandai dan bisa tahu apa yang ditakdirkan Allah. Maka, seseorang yang tauhiidnya bagus niscaya dia akan sangat rajin. Lagi-lagi bukan untuk nilai terbaik dari manusia, atau untuk penghargaan, tapi karena inilah yang disukai Allah.



Kejujuran dan profesional dalam bekerja, pasti Allah suka. Karena Allah menciptakan alam semesta ini dengan keprofesioanalan yang tinggi. Yaitu detil dan cermat dalam semua ciptaannya. Begitu pun kejujuran yang merupakan lawan dari kemunafikan, jadi sifat yang Allah suka.



Karakter rapi, disiplin, rajin, dan professional, akan menjadi dampak dari seseorang yang bersungguh-sungguh di bulan Ramadan. Buah dari Ramadan yang bagus adalah selain pemahaman agamanya jadi semakin baik, akan berdampak juga pada akhlak dan ibadahnya.


Bila karakter-karakter itu telah menjadi keseharian kita, insya Allah akan bermanfaat bagi diri sendiri maupun untuk keluarga, lingkungan atau pun pekerjaan. Dan jangan heran jika Allah memberinya dunia. Sudah menjadi sunatullah-Nya orang yang professional, akhlak baik, ibadahnya kuat, maka dunia akan dimudahkan oleh Allah.

 Karena itu saudaraku, mari kita aplikasikan tauhiid ini tidak hanya dalam ibadah. Tapi dalam pembentukan karakter atau akhlak yang akan menopang peran kita sebagai khalifah. Insya allah, mudah-mudahan kita termasuk orang "khoirunnas anfa uhum linnaas".

Jumat, 15 Oktober 2010

Struktur Masjid DT

Visi dan Msi

FILOSOFI
1. Bersihkan Tauhiid.
2. Sempurnakan Ibadah.
3. Sempurnakan Ikhtiar untuk memberikan sebanyak mungkin manfaat.

VISI
 Menjadi Pesantren Virtual yang berlandaskan Tauhiid untuk Melahirkan Generasi Ahli Dzikir, Fikir dan Ikhtiar

MISI YAYASAN DT
  • Menyelenggarakan pendidikan formal dan non formal untuk melahirkan santri yg bersih tauhid dan memiliki kemampuan entrepreneurship-leadership.
  • Mendakwahkan nilai-nilai Tauhiid dengan Konsep Manajemen Qolbu
  • Menyelenggarakan pemberdayaan masyarakat melalui optimalisasi potensi ZIS menuju masyarakat mandiri.

VISI DAN MISI PESANTREN

VISI
Menjadi Pesantren Kota Percontohan dalam Pembinaan Sumberdaya Mukmin yang Unggul Berlandaskan Tauhiid.

MISI
  • Menyelenggarakan pendidikan formal dan non formal dengan penguatan Tauhiid
  • Menyelenggarakan Kajian, Kepustakaan, dan Konsultasi
  • Membangun jaringan kemitraan dalam pengembangan karakter

VISI DAN MISI MASJID DAARUT TAUHIID

VISI MASJID DT
“Menjadikan Masjid sebagai sarana Dakwah yang segar, solutif, aplikatif berlandaskan Tauhiid dengan mengutamakan Nilai- nilai Islam yang Rahmatan Lil’alamin ”

MISI MASJID DT
  • Masjid sebagai tempat beribadah,syiar dakwah yang segar dan nyaman
  • Masjid sebagai tempat pendidikan, pelatihan, dan pembinaan
  • Masjid dikelola dengan manajemen profesional
  • Memberikan pelayan yang prima kepada Jama’ah

-------------------- email : masjiddt@yahoo.co.id ---------------------------
                                     www.masjiddt.blogspot.com

Sejarah Masjid DT

"Hanya yang memakmurkan masjid-masjid Allah ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari Kemudian, serta tetap mendirikan shalat, menunaikan zakat dan tidak takut (kepada siapapun) selain kepada Allah, Maka merekalah orang-orang yang diharapkan Termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk". (Qs.09.At Taubah : 18).

SEJARAH MASJID DAARUT TAUHIID
              Berawal pada tahun 1987, Abdullah Gymnastiar ( Aa Gym ) merintis usaha wiraswasta dalam wadah KMIW (Kelompok Mahasiswa Islam Wiraswasta) yang berlokasi di KPAD Jl. Intendan dekat Masjid At Taqwa. sebagian hasil usahanya digunakan untuk menopang kegiatan pengajian rutin yang dipimpinnya.
Semangat yang kuat untuk memperbaiki diri dan Terus Menyempurnakan ikhtiar mendorongnya terus untuk belajar berwirausaha dan memperdalam agama Islam dengan menjadi santri di empat pesantren Jawa Barat, salah satunya yaitu Pesantren Manonjaya, Tasikmalaya di bawah pimpinan KH. Khair Affandy.
             Pada tahun 1988, Aa Gym pertama kali melaksanakan ‘ibadah haji. Setelah itu, hampir pada setiap tahun berikutnya Aa Gym pergi membawa jama’-ah untuk melaksanakan ‘ibadah haji.
          Pada tanggal 04 September 1990 berdirilah secara resmi Yayasan Daarut Tauhiid ( DT ) yang beralamat di Jalan Geger Kalong Girang No. 38. Bermula dari sebuah rumah kontrakan sederhana dengan 20 kamar yang sebelumnya dipakai sebagai tempat pondokan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di kota Bandung.
            Tahun 1993 DT ,pembebasan tanah dan bangunan yang diikuti dengan pembangunan sebuah Masjid permanen berlantai tiga. Masjid DT sering disebut masjid seribu tangan, sebab dibangun secara gotong royong oleh ribuan masyarakat sekitar dan jama’ah DT.
          Tahun 1994 untuk menopang laju dan gerak dakwah islamiyah di DT berdiri Koperasi Pondok Pesantren ( KOPONTREN-DT ).
            Tahun 1995 Aa Gym dapat membebaskan tanah gedung pesantren atas bantuan Bapak Pal Gunadi dari Astra Mitra Pantura.
           Menjelang akhir 1997, didirikannya gedung KOPONTREN-DT berlantai empat persis diseberang masjid. Gedung yang cukup representatif ini dipergunakan untuk kantor beberapa unit usaha seperti BMT (Baitul Mal Wat Tamwil), Super Mini Market, Warung Telekomunikasi, dan lain-lain.
             Tahun 1998 dibukanya lembaga Pusat Pendidikan dan Pelatihan ( PUSDIKLAT ) DT sebagi lanjutan program Pendidikan Santri Beasiswa tahun 1995,
Diantara programnya adalah kerjasama pendidikan dan pelatihan Manajemen Qolbu (MQ) untuk para eksekutif, staff dan karyawan berbagai perusahaan swasta. Diantara perusahaan yang pernah mengikuti pelatihan MQ ini adalah Bank Muamalat Indonesia Cabang Bandung, PT Telkom Divre III Jabar, PT Telkom Corporate Office, PT Kereta Api Indonesia ( KAI ), Bank Indonesia, Bank Bukopin, PLN Persero dan perusahaan lainnya.
              Di tahun 1998 pula, seakan tak henti-hentinya karunia Allah yang harus disyukuri. Menjelang detik-detik akhir penghujung tahun diresmikanlah sebuah Pondokan atau Cottage nan asri, Daarul Jannah.
Sebuah sarana dakwah lain kembali hadir di Pesantren Daarut Tauhiid, ialah Stasiun Radio 1026 AM, Radio Ummat yang dibangun dari hasil Kencleng Ummat pendengar siaran MQ pagi yang disiarkan tahun 1999 atas kerja sama dengan Stasiun Radio Paramuda 93,9 FM. Radio Ummat pertama kali mengudara (On Air) pada bulan Ramadhan 1420 H, tepatnya tanggal 09 Desember 1999.
            Berdasarkan data sampai 21 Juli 2002, perkembangan DT Bandung dapat digambarkan sebagai berikut :
 luas tanah = 21.049,87 M2
 luas bangunan masjid = 587,50 M2

Kamis, 14 Oktober 2010

Agenda Masjid DT

Agenda Kegiatan

Masjid Daarut Tauhiid Bandung


Kegiatan Rutin

1. Pengajian umum               Ahad          10.00 - 12.00 WIB Tim Asaatidz DT / Ulama


2. Pengajian Al Hikam         Kamis         15.00 - 16.00 WIB KH. Abdullah Gymnastiar .

3. Kajian Tafsir Al Qur'an    Kamis         18.00 - 19.00 WIB Ust. Abdul Wahab,Lc .

4. Pengajian Ma'rifatullah     Kamis         19.15 - 21.00 WIB KH. Abdullah Gymnastiar .

5. Tahajud & Muhasabah    Jum'at /ahad 03.00 - 04.00 WIB Aa Gym / Tim Asaatidz .

6. Kajian Ba'da Magrib       setiap hari    18.00 - 19.00 WIB Tim Asaatidz DT .

7. Siaran MQ Pagi 1027Fm setiap hari    05.00 - 06.00 WIB Aa Gym & Tim Asatidz .

Kegiatan lain.
1. Pengajian Mitra Masjid

2. Pengajian PAW ( Anak-anak)

3. Pelatihan Pengurusan Jenazah

4. Pelatihan Tarbiyatul Maut

5. Pelatihan Manajemen Masjid

6. Silaturahim ke Tokoh Masyarakat

إِنَّمَا يَعْمُرُ مَسَاجِدَ اللهِ مَنْ آمَنَ بِاللهِ وَاْليَوْمِ ْالآخِرِ وَأَقَامَ الصَّلاَةَ وَآتَى

 الزَّكَاةَ وَلَمْ يَخْشَ إِلاَّ اللهِ فَعَسَى أُوْلَئِكَ أَنْ يَّكُوْنُوْا مِنَ الْمُهْتَدِيْنَ
“Sesungguhnya yang memakmurkan masjid Allah hanyalah orang – orang yang beriman
  kepada Allah dan hari kemudian, serta tetap melaksanakan shalat, menunaikan zakat dan
  tidak takut kepada apapun kecuali hanya takut kepada Allah. maka mudah – mudahan
  mereka termasuk orang – orang yang mendapat petunjuk”. ( QS 9.At Taubah : 18 )”.

Twitter

shared

Informasi

Kegiatan Santri

__________________________

DKM DT Telp. 022 70832901

Muslimah Center Telp. 022 2021902

Pusbang Wakaf Telp. 085860804372

 
Masjid Daarut Tauhiid Bandung 2013 Copyright © 2009 Masjidku-DT Designed by a_goesdt@yahoo.com