KEMULIAAN JIHAD DAN BERKORBAN
oleh : Ust. Darlis Fajar
Rabu,17 Nop 2010
الله اَكْبَرْكَبِيْرًا وَالْحَمْدُ لِلَّهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيْلاً لاَإِلَهَ إِلاَّ اللهِ
وَلاَ نَعْبُدُ إِلاَّ إِيَاهُ مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْنَ وَلَوْكَرِهَ الْكاَفِرُوْنَ
لاإله إلاالله وَحْدَهْ صَدَقَ وَعْدَهُ وَنَصَرَعَبْدَهُ وَآعَزَ جُنْدَهُ وَهَزَمَ الأَحْزَابَ وَحْدَهُ
لاإله إلاالله الله أكبر الله أكبر الله أكبر ولله الحمد
Allahu Akbar, Allahu Akbar Wa lillahil-hamd
Jamaah sholat Iedul Adha yang dimuliakan Allah
Pada pagi ini kembali kita kumandangkan takbir, kita agungkan asma Allah dari hati yang tulus ikhlas. Allah Maha Besar, Allah Maha Besar- segala pujian hanya bagi Allah Subhana wa ta’ala.
Seruan pengagungan Allah ini sesungguhnya juga seruan alam semesta yang senantiasa bertasbih mengagungkan dan memuliakan Allah. Bahkan alam menundukkan dirinya secara total pada kehendak dan kemauan Allah, tanpa sedikitpun pembangkangan dan kesombongan diri. Karena itu mari kita luruskan niat, satukan diri dengan alam dalam menyanjung dan mengagungkan Allah agar kita memperoleh keridhaan-Nya…
Hari ini takbir berkumandang di seluruh dunia, membesarkan asma Allah. Gema takbir yang disuarakan oleh lebih dari satu seperempat milyar manusia di muka bumi ini, menyeruak disetiap sudut. Di lapangan, di surau-surau, di desa-desa, di gunung-gunung, di kampung-kampung di seluruh pelosok negeri Islam.
Pekik suara itu juga kita bangkitkan disini, dibumi tempat kita bersujud. Iramanya memenuhi ruang antara langit dan bumi, disambut riuh rendah suara malaikat nan tengah khusyu’ dalam penghambaan diri mereka kepada Allah swt.
Getarkan qalbu mu’minin, yang tengah dzikrullah, penuh mahabbah, penuh ridho, penuh roja’ –harap-harap cemas akan hari perjumpaan dengan Khaliq, Sang Pencipta.
Takbir berkumandang di seluruh dunia.
Hari ini kita kembali memperingati suatu hari yang mulia. Setelah kemarin kita berpatisipasi dalam perhelatan agung saudara-saudara kita yang tengah berkumpul di padang Arafah dengan melaksanakan shaum arafah. Maka saat ini kita rayakan Hari Iedul Adha… sebentar lagi hewan kurban kita giring ketempat penyembelihan. Kita bergembira dalam suasana ibadah, berkumpul bersama sanak saudara, bersilaturahim, dan berbagi ceria….
Namun ditengah lapangan luas seperti ini pantaslah kita merenung sejenak bahwa masih banyak saudara – saudara kita berada dalam penderitaan. Saudara kita di pengungsian sekitar Gunung Merapi (Yogjakarta, Megelang, Klaten, Solo, Boyolali, Sleman, Wonosobo dan Mentawai Sumaetra Barat, di Wasior dan juga berbagai tempat di belahan bumi negeri ini tidak dapat merasakan kenyamanan sebagaimana yang kita rasakan hari ini. Mereka adalah korban musibah dan bencana yang memilukan. Bila kita disini makan daging kambing dan sapi dari binatang kurban, maka mereka disana tidak tahu dan pasti bisa makan atau tidak . Jika kita disini makan enak, mereka makan seadanya dengan mengandalkan jatah bantuan itupun kalau memang mereka dapatkan. Jika kita disini berpakaian rapi, mereka disana berpakaian seadanya. Ketika kita menikmati tinggal dirumah, tidur di kasur yang empuk, mereka disana berada di tenda-tenda, tidur beralaskan tikar melawan penyakit yang setiap saat siap menyergap.
Tidak itu saja, sesungguhnya tanpa ada bencana dan musibah sekalipun banyak orang-orang yang menderita disekitar kita. Kesengsaraan masih menjadi makanan keseharian umat Islam di negeri kita. Sesungguhnya berbagai kesulitan ekonomi akibat krisis telah melanda seluruh Indonesia menghasilkan kemiskinan yang merajalela, gelandangan dan pengemis semakin banyak, hampir disetiap perempatan jalan besar kita jumpai anak-anak jalanan menjadi peminta-minta…. Para pengangguran makin bertambah banyak, para korban PHK sudah tak terhitung jumlahnya.
Situasi ini juga memicu banyaknya kejahatan dan kriminalitas ditengah masyarakat. Keresahan masyarakat menghasilkan semakin banyaknya kerusuhan, perampokan, dan pencurian, terkadang disertai pemerkosaan. Tidak tegaknya supremasi hukum membuat orang-orang dengan mudah melanggar hukum. Para provokator yang dikendalikan orang yang tidak menyukai perdamaian menambah masalah semakin rumit…… mereka menghasut dan memfitnah untuk menimbulkan kerusuhan. Banyak saudara-saudara kita jiwanya diselimuti oleh kebencian dan rasa kesal serta kemarahan terhadap orang lain karena termakan provokasi dan rekayasa. Masalah sepele saja dapat menimbulkan kemarahan bahkan sampai menimbulkan pertikaian dan perkelahian….. Terjadilah perang suku dan agama yang memakan banyak korban dan membuahkan penderitaan orang-orang yang tak berdosa. Ini semua menunjukkan bahwa krisis iman dan moral telah nampak secara nyata dalam kehidupan masyarakat kita. Pada saat ini kita sangat prihatin, karena Negeri kita mengarah pada perpecahan yang mencemaskan. Ini disebabkan rakyat atau penduduknya tidak berpegang teguh dengan ajaran agama Allah, tidak pandai bersyukur terhadap nikmat-nikmat Allah. Artinya, tidak menggunakan pemberian Allah itu untuk mentaati-Nya untuk beribadah kepada-Nya. Benarlah firman Allah,
وضرب الله مثلاً قريةً كانت أمنةً مطمئنةَ يَأْتِهَا رِزْقُهَا رَغَدًا مِنْ كُلِّ مَكَانِ فَكَفَرَتْ بِأَنْعُمِ اللهِ فَأَذَقَهَا اللهُ لِبَاسَ الجُوْعِ وَالْخَوْفِ بِمَا كَانُوْا يَصْنَعُوْنَ
Yang artinya : “dan Allah telah membuat satu perumpamaan (dengan) sebuah negeri yang dahulunya aman lagi tenteram, rezekinya datang kepadanya melimpah ruah dari segenap tempat, tetapi (penduduk)nya mengingkari nikmat-nikmat Allah, karena itu Allah merasakan kepada mereka pakaian kelaparan dan ketakutan, disebabkan apa yang selalu mereka perbuat (QS.An Nahl : 112)
Allahu Akbar, Allahu Akbar Wa lillahil-Hamd,
Jamaah yang dimuliakan Allah,
Hari ini kita mengenang keteladanan Nabi Ibrahim As dalam mematuhi Allah dan menjalankan syariat-Nya. Sejarah ini sudah sering kita kupas dan selalu diulang-ulang setiap Iedul Adha…. Tetapi kemampuan menghayati dan menerapkannya dalam kehidupan kita belum juga Nampak… perilaku keseharian kita masih jauh dari contoh-contoh Nabi Ibrahim.
Siapa saja yang ingin maju harus selalu bekerja keras dan siap berkorban. Semakin besar pengorbanan yang diberikan semakin besar pula target yang dihasilkan……. siapa yang banyak memberi dia akan banyak menerima, atau dimudahkan Allah untuk mendapatkan apa yang diinginkannya. Hal ini berlaku bagi kaum muslimin maupun ummat non muslim. Berlaku untuk mencapai kemajuan material (kebendaan) maupun kemajuan spiritual, bagi seluruh umat manusia……. Mulai dari individu, keluarga, masyarakat dan bangsa…... sebab masyarakat senantiasa siap berkorban untuk kemajuan bangsanya.
Allah membuat sosok Ibrahim sebagai suri tauladan untuk dicontoh dan diikuti. Ibrahim as adalah sosok ayah yang menerima perintah Allah tanpa reserve, setiap perintah Allah dia laksanakan dengan penuh cinta dan kepatuhan. Loyalitasnya kepada Allah adalah loyalitas tunggal yang tidak terbagi.
Ismail As adalah sosok pemuda yang taat dan patuh kepada Allah dan RasulNya. Dia berbakti kepada kedua orang tuanya dan menyadari kewajiban dirinya untuk menegakkan agama Allah. Bukan pemuda yang manja , hanya menuntut hak dan meninggalkan kewajiban. Sementara itu, Sitti Hajar – ibunda Ismail adalah teladan para ibu muslimah dalam ketaatan kepada Allah dan suami. Meskipun sangat mencintai putranya tetapi kecintaannya kepada Allah jauh lebih besar.
Keluarga Ibrahim As yang agung ini diuji Allah dengan perintah Allah yang sangat mencengangkan. Melalui mimpi yang berlangsung tiga malam berturut-turut, Allah menyuruh Ibrahim untuk menyembelih putranya sendiri. Padaha anak itu adalah hasil permohonannya sejak lama….
Maka Kami beri dia kabar gembira dengan seorang anak yang amat sabar. Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata : “ Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu?” Ia (Ismail) menjawab, “ hai bapakku kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah engkau akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar.” (QS.37 : 101 - 102)
Ayah dan anak sama-sama memiliki kualitas istimewa. Keduanya bersedia menerima perintah Allah dengan penuh kesadaran. Bagi keduanya, Allah di atas segala galanya. Apa yang dikehendaki-Nya adalah kebenaran. Lantas berlakulah ketentuan Allah
Tatkala keduanya telah berserah diri dan Ibrahim membaringkan anaknya atas pelipisnya, (nyatalah kesabaran keduanya). Dan Kami panggillah dia : “Hai Ibrahim, sesungguhnya engkau telah membenarkan mimpi itu” sesungguhnya demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. (QS.37 : 103 - 105)
Kejadian ini hanya ujian Allah. Keluarga Ibrahim as lolos dari ujian. Maka Allah muliakan mereka. Kemuliaan keluarga Ibrahim adalah kemuliaan pengorbanan dijalan Allah. Maka seluruh muslimin di dunia mengenang keluarga mulia ini. Para jamaah haji dan umrah sudah pasti menapaktilasi peristiwa ini. Mereka akan menjiarahi ka’bah baitullah yang dibangun Ibrahim dan Ismail. Melihat bekas kaki Ibrahim (maqom Ibrahim), tempat buaian Ismail (Hijr Ismail) dan mencium atau member isyarat kepada hajar aswad, batu hitam yang mengingatkan orang kepada Sitti Hajar, seorang ibu yang tabah dan mulia. Setiap muslim memperingati hari raya pengurbanan dengan menyembelih kambing, unta atau sapi sebagai upaya mengenang keteladanan keluarga Ibrahim.
Bila kita kaji lebih mendalam, nyatalah bahwa jihad dan pngorbanan itu merupakan suatu kemestian dalam hidup kita bila kita ingin meraih kesuksesan. Ini berlaku sebagai sunnatulloh di alam semesta dan sesuai syariat islamiyah. Berjuang yang sungguh-sungguh dan rela berkorban untuk mencapainya akan mensukseskan manusia dalam hidup duniawinya. Sedangkan jihad dan tadhiyah dijalan Allah (untuk menegakkan syariat Allah) memuliakan manusia didunia dan akhirat. Firman Allah,
ولله العِزَّةُ وَلِرَسُوْلِهِ وَلِلْمُؤْمِنِيْنَ وَلَكِنَّ الْمُنَافِقِيْنَ لاَ يَعْلَمُوْنَ
Padahal izzah (kemuliaan)itu hanyalah bagi Allah, bagi Rasul-Nya dan bagi orang-orang mu’min, tetapi orang-orang munafik itu tiada mengetahui (QS 63. Al Munafiqun:8)
Kemuliaan orang orang beriman sepanjang sejarah dicapai karena jihad (kerja keras dan sungguh-sungguh) dan pengorbanan dalam menegakkan agama Allah……….. Benarlah perkataan Syeikh Abdullah Azzam – salah seorang mujahid yang telah syahid dijalan Allah, “Laa izzata illa bil jihad” tiada kemuliaan kecuali dengan jihad.
Rasulluloh Saw dan para sahabat dikenal sebagai para pekerja keras. Mereka siap berkorban apa saja untuk kemajuan dakwah islam dan para ummatnya. Mereka siap memberikan nyawa untuk membela kebenaran islam. Dalam memberikan hartapun mereka tidak tanggung-tanggung. Sahabat Abu Bakar Ra pernah menghabiskan seluruh hartanya dalam hijrah bersama Nabi Muhammad SAW. Ketika perang badar beliau juga melakukan hal yang sama. Ketika ditanyakan kepadanya “apa yang ditinggalkan untuk diri dan keluargamu wahai abu bakar?” Abu Bakar menjawab, “Aku meninggalkan untuk mereka Allah dan Rasul-Nya”. Umar bin Khattab Ra pun tidak ketinggalan menginfakkan setengah dari seluruh harta pada perang badar. Sementara sahabat Usman bin Affan Ra membiayai 1000 pasukan lengkap dengan unta dan perbekalannya. Beliau menyumbangkan sumur besar untuk sumber air seluruh penduduk kota Madinah.
Demikian, generasi Islam pertama ini mewariskan jihad dan suka berkorban dijalan Allah kepada generasi penerusnya… karena itulah islam dengan mudahnya menyebar ke seantero dunia dan sampai dipelosok negeri-negeri timur dan sebagian Eropa. Sifat kesungguhan dan pengorbanan seperti inilah yang membuat mereka sukses mencapai ridha Allah dan kemenangan dunia akhirat.
Kemuliaan duniawipun dicapai suatu bangsa yang suka bekerja keras dan berkorban. Contoh dari kalangan bangsa bukan muslimin adalah bangsa Jepang. Mereka mulia dalam hidup duniawi karena pengorbanan dan kerja keras. Bangsa Jepang telah bangkit dari kehancuran porak poranda diakhir perang dunia kedua. Namun tak berapa lama kemudian mereka berhasil membangun karakter bangsanya untuk meraih kesuksesan dalam alam materi. Para pemuda Jepang bekerja keras dan mengorbankan harta dan darah menuntut ilmu di Eropa khususnya Jerman ….. maka dalam beberapa tahun saja Bangsa Jepang sekarang menjadi bangsa modern dengan kemakmuran yang dirasakan oleh seluruh rakyatnya. Meskipun jepang mengalami kekalahan dan hancur akibat perang dunia II ternyata saat ini kemajuannya telah melampui bangsa-bangsa Eropa. Bahkan dalam teknologi terapan Jepang lebih unggul dari Amerika …….
Disaat Jepang kalah pada perang dunia II, bangsa Indonesia mencapai kemerdekaannya. Karena itu kebangkitan Bangsa Indonesia sama dengan bangsa Jepang. Tetapi bangsa kita belum memiliki mentalitas seperti orang-orang Jepang. Belum ada kemaunan untuk bekerja keras dan berkorban. Disamping itu, selama 65 tahun para penguasa di negeri ini berlaku tidak berpihak kepada rakyat dan membuat berbagai rekayasa untuk membodohi rakyatnya sendiri. Para wakil rakyatnya enggan menegur penguasa itu. Sementara rakyatnya enggan dan malas mengikuti sunnatullah untuk bekerja keras dan berkorban demi kemajuan bersama. Masing-masing kita ingin maju sendiri dan tidak peduli nasib orang lain. Akibatnya, negeri kita jauh tertinggal dari berbagai segi, baik duniawi apalagi ukhrawi….. Saat ini, Oleh Jepang, mungkin bangsa kita tertinggal 100 tahun.
Inilah pelajaran besar yang meyakinkankepada kita bahwa berjihad dan berkorban (tadhiyah) adalah dua rangkaian yang tak terpisahkan untuk memajukan suatu bangsa. Bangsa Indonesia akan kembali bangkit manakala rakyatnya – khususnya ummat Islam kembali berjihad dan berkorban untuk membangun agama Allah.
Allahu Akbar, Allahu Akbar wa Lillahil-Hamd
Jihad dan pengorbanan menjadi landasan penting karena ada tiga landasan yang telah menjadi janji Allah dan Rasul-Nya. Ketiga landasan ini telah terbukti selama berabad-abad lamanya dalam membanngun kehidupan individu, keluarga, masyarakat, bangsa dan Negara …. Inilah yang membuat orang yang beriman selalu bersemangat dalam memperjuangkan agama Allah dan berkorban dijalan kebenaran.
Landasan pertama, “Allah akan menolong orang yang menolong agama-Nya”.
Intanshurullah yanshurkum wa yutsabbit aqdaamakum (jika kamu menolong agama Allah maka Allah pasti menolong kamu dan meneguhkan kedudukanmu)
Allah menyediakan agama ini sebagai sarana perjuangan dalam hidup kita. Berjuanglah untuk menegakkan Islam maka Allah akan menolong setiap kesulitan hidup kita. Suatu bangsa yang menegakkan Syariat Allah akan dilepaskan dari krisis yang menjadi problematikanya… kita dapat memberikan apa saja yang kita miliki untuk tegaknya agama Allah ini. Apalagi bagi kaum muslimin yang tengah tertindas atau mengangkat senjata karena mempertahankan akidah dan kehormatan Islam. Mereka perlu dibantu dengan tenaga dan dana. Rasululloh SAW juga memberi jaminan dalam sabda beliau, wallahu fii ‘Aunil abdi maa kanal’abdi fii auni akhiih (Allah akan senantiasa menolong hamba-Nya sepanjang hamba tersebut menolong saudaranya)(Al Hadits)
Memantau perjuangan melepaskan penderitaan ummat Islam dimanapun mereka berada adalah amal saleh yang menguntungkan diri kita sendiri. Jaminan Allah, waman jaahada fainnamaa yujahidu linafsih (barang siapa yang berjuang/ berjihad, maka jihad itu akan kembali pada dirinya)
Landasan kedua, hidayah dan kenikmatan berislam hanya akan dirasakan oleh orang-orang yang memperjuangkan agama Allah. Firman Allah , “walladzina jaahadu fiina lanahdiyannahum subulana wa innallaha la’ma’al muhsinin”
Dan orang- orang yang berjihad (mencari keridhaan) Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik. (QS.29:69)
Agama Allah memberi ni’mat yang terbesar yaitu hidayah (petunjuk) hidup yang membebaskan manusia dari kegelapan kepada cahaya yang terang benderang. Hidayah membuat hidup manusia berarti, menjadikan dirinya memperoleh kebahagiaan dunia dan akhirat. Kelezatan hidayah ini tidak akan dicicipi oleh mereka yang tidak berjuang dijalan Allah.
Landasan ketiga, harta tidak akan berkurang karena disedekahkan bahkan dia menjadi tabungan yang nilainya berlipat ganda. Nabi Muhammad SAW bersabda,”maa naqhasha maalin min shodaqoh”(harta tidak akan berkurang karena disedekahkan) Allah yang maha pemurah dan Penyayang Maha Mengetahui dan Teliti. Dia mencatat perbuatan manusia betapapun kecilnya…. Setiap harta yang dikeluarkannya tidak akan berkurang bahkan akan diganti di dunia ini. Sementara itu Allah menyediakan keuntungan yang besar dan pahala yang berlipat ganda di akhirat nanti. Allah tidak akan menyia-nyiakan amal kebaikan seseorang. Firman Allah Ta’ala : “innalaha laa yudhi’u ajrol muhsisin” (sesungguhnya Allah tidak menyia-nyiakan pahala orang-orang yang berbuat baik) (Q.S 9;120)
Karena ketiga landasan ini maka tidak perlu ada keraguan untuk berjihad di jalan Allah dan berkurban sesuai dengan syariat Islam baik tenaga maupun harta. Banyak yang dapat kita lakukan untuk merealisasikan kedua sumber mulia ini.
Ajaran islam memberi perhatian besar terhadap kaum miskin papa apalagi yang kini tengah menderita. Mereka semua sangat membutuhkan uluran tangan saudara-saudara mereka sesama muslim… mereka perlu kita bantu setulus hati. Karena itu memperingati Iedul Adha kali ini dengan melupakan penderitaan ummat Islam diseluruh dunia khususnya di Indonesia adalah dosa besar…. Marilah kita tolong saudara-sudara kita di belahan negeri kita ini yang masih ditimpa kemiskinan dan musibah yang terus mendera mereka, juga yang ada di Palestina, Kashmir, Irak, Afganistan dengan segenap kemampuan yang kita miliki….. mereka yang berlebihan hartanya, berilah bantuan dengan memberikan dananya. Yang kuat tenaganya – terutama kaum muda- jadilah pekerja sosial atau pencari dana, mereka yang intelek dan luas pengetahuannya carikan jalan keluar agar mereka bisa mengurangi atau menghentikan penderitaan yang berkepanjangan itu.
Hadirin Rahimakumullah, di akhir Iedul Adha ini, marilah kita menundukkan hati ini, membulatkan niat untuk mendekatkan diri kepada Allah dengan ikhlas dan khusyu. Mari satukan hati kita dalam do’a dan permohonan kepada Allah.
Ya Allah berikan taqwa kepada jiwa-jiwa kami dan sucikanlah dia. Engkaulah sebaik-baik yang mensucikannya. Engkau pencipta dan pelindung.
Ya Allah, perbaiki hubungan antar kami. Rukunkanlah antar hati kami Ya Allah.
Tunjuki kami jalan keselamatan. Selamatkan kami dari kegelapan kepada terang. Jadikan kumpulan kami jamaah orang muda yang menghormati orang tua. Dan jamaah orang tua yang menyayangi orang muda.
"Ya Allah, Engkau adalah Raja. Tidak ada Tuhan selain Engkau. Engkau adalah Rabb dan kami adalah hamba-Mu. Kami telah berlaku zholim terhadap diri kami dan kami mengakui dosa kami. Maka, ampunilah seluruh dosa-dosa kami. Sesungguhnya tidak ada yang mengampuni dosa kecuali Engkau. Dan hindarkanlah kami dari kejahatan. Sesungguhnya tidak ada yang memalingkan kami dari kejahatan kecuali Engkau. Kami sambut panggilan-Mu Ya Allah dengan senang hati. Semua kebaikan ada ditangan-Mu. Dan semua keburukan tidak berasal dari-Mu. Kami berlindung dan kembali kepada-Mu. Maha berkah Engkau dan Maha tinggi. Kami memohon ampun dan bertaubat kepada-Mu.
Ya Allah, sesungguhnya kami memohon kepada-Mu, pilihkanlah bagi kami mana yang baik menurut ilmu-Mu dan kami mohon kepada-Mu kekuatan dengan kudrat-Mu dan kami memohon karunia-Mu yang besar, karena sesungguhnya Engkau Yang Mahakuasa sementara kami tidak kuasa apa-apa. Dan Engkau Yang Maha Mengetahui, sementara kami tidak mengetahui apa-apa. Sesunggughnya Engkau Maha Mengetahui segala perkara yang gaib. Ya Allah, sekiranya Engkau mengetahui bahwa perkara ini setelah ditetapkan, itu baik bagi kami dalam urusan penghidupan kami dan agama kami serta akibat urusan kami (dimasa yang segera akan datang atau dimasa kemudian), maka takdirkanlah ia untuk kami dan mudahkanlah ia bagi kami, kemudian berkatilah kami di dalamnya. Dan sekiranya Engkau mengetahui bahwa perkara ini buruk bagi kami dalam urusan penghidupan kami dan agama kami serta urusan kami (dimasa yang akan datang) maka hindarkanlah ia dari kami dan jauhkanlah kami darinya. Takdirkanlah bagi kami kebaikan dimana saja lalu jadikanlah hati kami meridhoinya.
Ya Allah ketika kami ada pada sebuah awal ingatkanlah kami bahwa ada sebuah akhir dan ingatkan kami pula bahwa tiada akhir tanpa sebuah perjalanan.
Oleh karenanya, terangilah mata kami agar kami dapat melihat kebenaran dalam kegelapan,
bersihkanlah telinga kami dari segala macam ghibah,
ihsankanlah mulut kami agar setiap ucapan kami dapat meluluhkan setiap amarah dan membangkitkan semangat,
kuatkanlah pundak kami agar kami dapat mengangkat seberat apapun beban, ringankanlah tangan dan kaki kami agar kami dapat merangkul, menjabat tangan dan melangkah bersilaturrahiim sebagai habluminanas kami.
Jernihkanlah pikiran kami agar kami dapat membedakan mana ujian dan mana musibah, memecahkan masalah dan pandai mengambil hikmah darinya dan kokohkanlah hati kami agar yang keluar bukan lagi empedu yang pahit, tapi kebijaksanaan, kedewasaan, kesederhanaan, keteguhan dan ketulusan
karena kami tahu yang Kau nilai bukanlah akhir(hasil) tapi perjalanan.
Ya Allah ternyata semua ujian dan cobaan itu salah satu tanda rasa cinta yang Engkau berikan kepada kami....mendekatkan kami kembali ke jalan Mu....menyadarkan kami bahwa kami makhluk yang lemah....membuat kami untuk belajar arti keikhlasan, tawakkal dan kesabaran....membuat kami mampu memaknai hidup.
Ya Allah berikanlah rasa cinta kepadaMu melebihi apapun di dunia ini....
Jika kami jatuh cinta, cintakanlah kami pada seseorang yang melabuhkan cintanya padaMu agar bertambah kekuatan kami untuk menyintai-Mu....
Jika kami jatuh hati, izinkanlah kami menyentuh hati seseorang yang hatinya tertaut pada-Mu agar tidak terjatuh dalam jurang cinta nafsu...
Jika kami jatuh hati jagalah hati hati kami padanya agar tidak berpaling daripada hati-Mu....
Jika kami rindu....,rindukanlah kami pada seseorang yang merindui syahid di jalan-Mu
Jika kami menikmati cinta kekasih-Mu, janganlah kenikmatan itu melebihi kenikmatan indahnya bermunajat kepada-Mu....jangan biarkan kami melampaui batas sehingga melupakan kami pada cinta hakiki dan rindu abadi hanya pada-Mu
Ya Allah berikan kesabaran dam ketabahan serta keteguhan iman kepada saudara-saudara kami di Mentawai, di sekitar Gunung Merapi, di Wasior dan dimana mereka berada dalam menjalani ujian musibah dari-Mu...Terimalah amalan-amalan mereka dan ampunkanlah dosa-dosa mereka yang telah mendahului kami....
Ya Allah puaskanlah kami pada apa yang Engkau berikan kepada kami, tutuplah aib kami, sehatkanlah kami selama Engkau hidupkan kami, ampuni kami, rahmati kami ketika Engkau mematikan kami....
Ya Allah jangan Engkau sibukkan kami dalam mengejar apa yang tidak Engkau tentukan bagi kami dan apa yang Engkau tentukan untuk kami mudahkanlah.....
Ya Allah...,cukupkanlah balasan pada kedua orangtua kami juga kebaikan pada semua orang yang punya kebaikan pada kami....
Ya Allah lapangkanlah yang Engkau citakan kami karenanya...janganlah Engkau sibukkan kami pada apa yang Engkau beban pada kami...,jangan Engkau siksa kami sedang kami memohon ampun padaMu...Janganlah Rngkau tahan (permintaan kami) padahal kami memohin padaMu
Ya Allah.., hinakan diri kami (di depanMu) dan agungkanlah kedudukanMu di dalam diri kami.....
Berikanlah ilham untuk selalu taat pada Mu dan beramal yang membuatMu rela, serta menjauhi (maksiat) yang (karenanya) membuatMu murka...
Wahai yang paling pengasih dari yang mengasihi....
Ya Allah yang mendengarkan rintihan hamba yang lemah teraniaya. Yang menyambut si pendosa apabila kembali dengan taubatnya. Yang mengijabah hamba dalam bahaya dan melenyapkan prahara.
Ya Allah Jangan Engkau tanamkan di hati kami kesombongan dan kekasaran terhadap sesama hamba beriman. Bersihkanlah hati kami dari benih-benih perpecahan, pengkhianatan dan kedengkian.
Ya Allah kami takut kepada Mu. Selamatkan kami dari semua yang tak takut kepada Mu. Jaga kami dengan mata Mu yang tiada tidur. Lindungi kami dengan perlindunganMu atas kami. Kasihanilah kami dengan qudrat kuasaMu atas kami. Jangan binasakan kami karena Engkau harapan kami.
Ya Allah, ampunanMu lebih luas dari dosa-dosa kami. Rahmat kasih sayang Mu lebih kami harapkan daripada amal usaha kami sendiri.
Ya Allah, berikan kami pemimpin yang berhati lembut bagai nabi yang menangis dalam sujud malamnya tak henti menyebut kami.
Pemimpin bagai para khalifah yang rela mengorbankan semua kekayaan demi perjuangan, yang rela berlapar-lapar agar rakyatnya sejahtera, yang lebih takut bahaya maksiat daripada lenyapnya pangkat dan kekayaan.
Jamaah sholat Iedul Adha yang dimuliakan Allah
Pada pagi ini kembali kita kumandangkan takbir, kita agungkan asma Allah dari hati yang tulus ikhlas. Allah Maha Besar, Allah Maha Besar- segala pujian hanya bagi Allah Subhana wa ta’ala.
Seruan pengagungan Allah ini sesungguhnya juga seruan alam semesta yang senantiasa bertasbih mengagungkan dan memuliakan Allah. Bahkan alam menundukkan dirinya secara total pada kehendak dan kemauan Allah, tanpa sedikitpun pembangkangan dan kesombongan diri. Karena itu mari kita luruskan niat, satukan diri dengan alam dalam menyanjung dan mengagungkan Allah agar kita memperoleh keridhaan-Nya…
Hari ini takbir berkumandang di seluruh dunia, membesarkan asma Allah. Gema takbir yang disuarakan oleh lebih dari satu seperempat milyar manusia di muka bumi ini, menyeruak disetiap sudut. Di lapangan, di surau-surau, di desa-desa, di gunung-gunung, di kampung-kampung di seluruh pelosok negeri Islam.
Pekik suara itu juga kita bangkitkan disini, dibumi tempat kita bersujud. Iramanya memenuhi ruang antara langit dan bumi, disambut riuh rendah suara malaikat nan tengah khusyu’ dalam penghambaan diri mereka kepada Allah swt.
Getarkan qalbu mu’minin, yang tengah dzikrullah, penuh mahabbah, penuh ridho, penuh roja’ –harap-harap cemas akan hari perjumpaan dengan Khaliq, Sang Pencipta.
Takbir berkumandang di seluruh dunia.
Hari ini kita kembali memperingati suatu hari yang mulia. Setelah kemarin kita berpatisipasi dalam perhelatan agung saudara-saudara kita yang tengah berkumpul di padang Arafah dengan melaksanakan shaum arafah. Maka saat ini kita rayakan Hari Iedul Adha… sebentar lagi hewan kurban kita giring ketempat penyembelihan. Kita bergembira dalam suasana ibadah, berkumpul bersama sanak saudara, bersilaturahim, dan berbagi ceria….
Namun ditengah lapangan luas seperti ini pantaslah kita merenung sejenak bahwa masih banyak saudara – saudara kita berada dalam penderitaan. Saudara kita di pengungsian sekitar Gunung Merapi (Yogjakarta, Megelang, Klaten, Solo, Boyolali, Sleman, Wonosobo dan Mentawai Sumaetra Barat, di Wasior dan juga berbagai tempat di belahan bumi negeri ini tidak dapat merasakan kenyamanan sebagaimana yang kita rasakan hari ini. Mereka adalah korban musibah dan bencana yang memilukan. Bila kita disini makan daging kambing dan sapi dari binatang kurban, maka mereka disana tidak tahu dan pasti bisa makan atau tidak . Jika kita disini makan enak, mereka makan seadanya dengan mengandalkan jatah bantuan itupun kalau memang mereka dapatkan. Jika kita disini berpakaian rapi, mereka disana berpakaian seadanya. Ketika kita menikmati tinggal dirumah, tidur di kasur yang empuk, mereka disana berada di tenda-tenda, tidur beralaskan tikar melawan penyakit yang setiap saat siap menyergap.
Tidak itu saja, sesungguhnya tanpa ada bencana dan musibah sekalipun banyak orang-orang yang menderita disekitar kita. Kesengsaraan masih menjadi makanan keseharian umat Islam di negeri kita. Sesungguhnya berbagai kesulitan ekonomi akibat krisis telah melanda seluruh Indonesia menghasilkan kemiskinan yang merajalela, gelandangan dan pengemis semakin banyak, hampir disetiap perempatan jalan besar kita jumpai anak-anak jalanan menjadi peminta-minta…. Para pengangguran makin bertambah banyak, para korban PHK sudah tak terhitung jumlahnya.
Situasi ini juga memicu banyaknya kejahatan dan kriminalitas ditengah masyarakat. Keresahan masyarakat menghasilkan semakin banyaknya kerusuhan, perampokan, dan pencurian, terkadang disertai pemerkosaan. Tidak tegaknya supremasi hukum membuat orang-orang dengan mudah melanggar hukum. Para provokator yang dikendalikan orang yang tidak menyukai perdamaian menambah masalah semakin rumit…… mereka menghasut dan memfitnah untuk menimbulkan kerusuhan. Banyak saudara-saudara kita jiwanya diselimuti oleh kebencian dan rasa kesal serta kemarahan terhadap orang lain karena termakan provokasi dan rekayasa. Masalah sepele saja dapat menimbulkan kemarahan bahkan sampai menimbulkan pertikaian dan perkelahian….. Terjadilah perang suku dan agama yang memakan banyak korban dan membuahkan penderitaan orang-orang yang tak berdosa. Ini semua menunjukkan bahwa krisis iman dan moral telah nampak secara nyata dalam kehidupan masyarakat kita. Pada saat ini kita sangat prihatin, karena Negeri kita mengarah pada perpecahan yang mencemaskan. Ini disebabkan rakyat atau penduduknya tidak berpegang teguh dengan ajaran agama Allah, tidak pandai bersyukur terhadap nikmat-nikmat Allah. Artinya, tidak menggunakan pemberian Allah itu untuk mentaati-Nya untuk beribadah kepada-Nya. Benarlah firman Allah,
وضرب الله مثلاً قريةً كانت أمنةً مطمئنةَ يَأْتِهَا رِزْقُهَا رَغَدًا مِنْ كُلِّ مَكَانِ فَكَفَرَتْ بِأَنْعُمِ اللهِ فَأَذَقَهَا اللهُ لِبَاسَ الجُوْعِ وَالْخَوْفِ بِمَا كَانُوْا يَصْنَعُوْنَ
Yang artinya : “dan Allah telah membuat satu perumpamaan (dengan) sebuah negeri yang dahulunya aman lagi tenteram, rezekinya datang kepadanya melimpah ruah dari segenap tempat, tetapi (penduduk)nya mengingkari nikmat-nikmat Allah, karena itu Allah merasakan kepada mereka pakaian kelaparan dan ketakutan, disebabkan apa yang selalu mereka perbuat (QS.An Nahl : 112)
Allahu Akbar, Allahu Akbar Wa lillahil-Hamd,
Jamaah yang dimuliakan Allah,
Hari ini kita mengenang keteladanan Nabi Ibrahim As dalam mematuhi Allah dan menjalankan syariat-Nya. Sejarah ini sudah sering kita kupas dan selalu diulang-ulang setiap Iedul Adha…. Tetapi kemampuan menghayati dan menerapkannya dalam kehidupan kita belum juga Nampak… perilaku keseharian kita masih jauh dari contoh-contoh Nabi Ibrahim.
Siapa saja yang ingin maju harus selalu bekerja keras dan siap berkorban. Semakin besar pengorbanan yang diberikan semakin besar pula target yang dihasilkan……. siapa yang banyak memberi dia akan banyak menerima, atau dimudahkan Allah untuk mendapatkan apa yang diinginkannya. Hal ini berlaku bagi kaum muslimin maupun ummat non muslim. Berlaku untuk mencapai kemajuan material (kebendaan) maupun kemajuan spiritual, bagi seluruh umat manusia……. Mulai dari individu, keluarga, masyarakat dan bangsa…... sebab masyarakat senantiasa siap berkorban untuk kemajuan bangsanya.
Allah membuat sosok Ibrahim sebagai suri tauladan untuk dicontoh dan diikuti. Ibrahim as adalah sosok ayah yang menerima perintah Allah tanpa reserve, setiap perintah Allah dia laksanakan dengan penuh cinta dan kepatuhan. Loyalitasnya kepada Allah adalah loyalitas tunggal yang tidak terbagi.
Ismail As adalah sosok pemuda yang taat dan patuh kepada Allah dan RasulNya. Dia berbakti kepada kedua orang tuanya dan menyadari kewajiban dirinya untuk menegakkan agama Allah. Bukan pemuda yang manja , hanya menuntut hak dan meninggalkan kewajiban. Sementara itu, Sitti Hajar – ibunda Ismail adalah teladan para ibu muslimah dalam ketaatan kepada Allah dan suami. Meskipun sangat mencintai putranya tetapi kecintaannya kepada Allah jauh lebih besar.
Keluarga Ibrahim As yang agung ini diuji Allah dengan perintah Allah yang sangat mencengangkan. Melalui mimpi yang berlangsung tiga malam berturut-turut, Allah menyuruh Ibrahim untuk menyembelih putranya sendiri. Padaha anak itu adalah hasil permohonannya sejak lama….
Maka Kami beri dia kabar gembira dengan seorang anak yang amat sabar. Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata : “ Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu?” Ia (Ismail) menjawab, “ hai bapakku kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah engkau akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar.” (QS.37 : 101 - 102)
Ayah dan anak sama-sama memiliki kualitas istimewa. Keduanya bersedia menerima perintah Allah dengan penuh kesadaran. Bagi keduanya, Allah di atas segala galanya. Apa yang dikehendaki-Nya adalah kebenaran. Lantas berlakulah ketentuan Allah
Tatkala keduanya telah berserah diri dan Ibrahim membaringkan anaknya atas pelipisnya, (nyatalah kesabaran keduanya). Dan Kami panggillah dia : “Hai Ibrahim, sesungguhnya engkau telah membenarkan mimpi itu” sesungguhnya demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. (QS.37 : 103 - 105)
Kejadian ini hanya ujian Allah. Keluarga Ibrahim as lolos dari ujian. Maka Allah muliakan mereka. Kemuliaan keluarga Ibrahim adalah kemuliaan pengorbanan dijalan Allah. Maka seluruh muslimin di dunia mengenang keluarga mulia ini. Para jamaah haji dan umrah sudah pasti menapaktilasi peristiwa ini. Mereka akan menjiarahi ka’bah baitullah yang dibangun Ibrahim dan Ismail. Melihat bekas kaki Ibrahim (maqom Ibrahim), tempat buaian Ismail (Hijr Ismail) dan mencium atau member isyarat kepada hajar aswad, batu hitam yang mengingatkan orang kepada Sitti Hajar, seorang ibu yang tabah dan mulia. Setiap muslim memperingati hari raya pengurbanan dengan menyembelih kambing, unta atau sapi sebagai upaya mengenang keteladanan keluarga Ibrahim.
Bila kita kaji lebih mendalam, nyatalah bahwa jihad dan pngorbanan itu merupakan suatu kemestian dalam hidup kita bila kita ingin meraih kesuksesan. Ini berlaku sebagai sunnatulloh di alam semesta dan sesuai syariat islamiyah. Berjuang yang sungguh-sungguh dan rela berkorban untuk mencapainya akan mensukseskan manusia dalam hidup duniawinya. Sedangkan jihad dan tadhiyah dijalan Allah (untuk menegakkan syariat Allah) memuliakan manusia didunia dan akhirat. Firman Allah,
ولله العِزَّةُ وَلِرَسُوْلِهِ وَلِلْمُؤْمِنِيْنَ وَلَكِنَّ الْمُنَافِقِيْنَ لاَ يَعْلَمُوْنَ
Padahal izzah (kemuliaan)itu hanyalah bagi Allah, bagi Rasul-Nya dan bagi orang-orang mu’min, tetapi orang-orang munafik itu tiada mengetahui (QS 63. Al Munafiqun:8)
Kemuliaan orang orang beriman sepanjang sejarah dicapai karena jihad (kerja keras dan sungguh-sungguh) dan pengorbanan dalam menegakkan agama Allah……….. Benarlah perkataan Syeikh Abdullah Azzam – salah seorang mujahid yang telah syahid dijalan Allah, “Laa izzata illa bil jihad” tiada kemuliaan kecuali dengan jihad.
Rasulluloh Saw dan para sahabat dikenal sebagai para pekerja keras. Mereka siap berkorban apa saja untuk kemajuan dakwah islam dan para ummatnya. Mereka siap memberikan nyawa untuk membela kebenaran islam. Dalam memberikan hartapun mereka tidak tanggung-tanggung. Sahabat Abu Bakar Ra pernah menghabiskan seluruh hartanya dalam hijrah bersama Nabi Muhammad SAW. Ketika perang badar beliau juga melakukan hal yang sama. Ketika ditanyakan kepadanya “apa yang ditinggalkan untuk diri dan keluargamu wahai abu bakar?” Abu Bakar menjawab, “Aku meninggalkan untuk mereka Allah dan Rasul-Nya”. Umar bin Khattab Ra pun tidak ketinggalan menginfakkan setengah dari seluruh harta pada perang badar. Sementara sahabat Usman bin Affan Ra membiayai 1000 pasukan lengkap dengan unta dan perbekalannya. Beliau menyumbangkan sumur besar untuk sumber air seluruh penduduk kota Madinah.
Demikian, generasi Islam pertama ini mewariskan jihad dan suka berkorban dijalan Allah kepada generasi penerusnya… karena itulah islam dengan mudahnya menyebar ke seantero dunia dan sampai dipelosok negeri-negeri timur dan sebagian Eropa. Sifat kesungguhan dan pengorbanan seperti inilah yang membuat mereka sukses mencapai ridha Allah dan kemenangan dunia akhirat.
Kemuliaan duniawipun dicapai suatu bangsa yang suka bekerja keras dan berkorban. Contoh dari kalangan bangsa bukan muslimin adalah bangsa Jepang. Mereka mulia dalam hidup duniawi karena pengorbanan dan kerja keras. Bangsa Jepang telah bangkit dari kehancuran porak poranda diakhir perang dunia kedua. Namun tak berapa lama kemudian mereka berhasil membangun karakter bangsanya untuk meraih kesuksesan dalam alam materi. Para pemuda Jepang bekerja keras dan mengorbankan harta dan darah menuntut ilmu di Eropa khususnya Jerman ….. maka dalam beberapa tahun saja Bangsa Jepang sekarang menjadi bangsa modern dengan kemakmuran yang dirasakan oleh seluruh rakyatnya. Meskipun jepang mengalami kekalahan dan hancur akibat perang dunia II ternyata saat ini kemajuannya telah melampui bangsa-bangsa Eropa. Bahkan dalam teknologi terapan Jepang lebih unggul dari Amerika …….
Disaat Jepang kalah pada perang dunia II, bangsa Indonesia mencapai kemerdekaannya. Karena itu kebangkitan Bangsa Indonesia sama dengan bangsa Jepang. Tetapi bangsa kita belum memiliki mentalitas seperti orang-orang Jepang. Belum ada kemaunan untuk bekerja keras dan berkorban. Disamping itu, selama 65 tahun para penguasa di negeri ini berlaku tidak berpihak kepada rakyat dan membuat berbagai rekayasa untuk membodohi rakyatnya sendiri. Para wakil rakyatnya enggan menegur penguasa itu. Sementara rakyatnya enggan dan malas mengikuti sunnatullah untuk bekerja keras dan berkorban demi kemajuan bersama. Masing-masing kita ingin maju sendiri dan tidak peduli nasib orang lain. Akibatnya, negeri kita jauh tertinggal dari berbagai segi, baik duniawi apalagi ukhrawi….. Saat ini, Oleh Jepang, mungkin bangsa kita tertinggal 100 tahun.
Inilah pelajaran besar yang meyakinkankepada kita bahwa berjihad dan berkorban (tadhiyah) adalah dua rangkaian yang tak terpisahkan untuk memajukan suatu bangsa. Bangsa Indonesia akan kembali bangkit manakala rakyatnya – khususnya ummat Islam kembali berjihad dan berkorban untuk membangun agama Allah.
Allahu Akbar, Allahu Akbar wa Lillahil-Hamd
Jihad dan pengorbanan menjadi landasan penting karena ada tiga landasan yang telah menjadi janji Allah dan Rasul-Nya. Ketiga landasan ini telah terbukti selama berabad-abad lamanya dalam membanngun kehidupan individu, keluarga, masyarakat, bangsa dan Negara …. Inilah yang membuat orang yang beriman selalu bersemangat dalam memperjuangkan agama Allah dan berkorban dijalan kebenaran.
Landasan pertama, “Allah akan menolong orang yang menolong agama-Nya”.
Intanshurullah yanshurkum wa yutsabbit aqdaamakum (jika kamu menolong agama Allah maka Allah pasti menolong kamu dan meneguhkan kedudukanmu)
Allah menyediakan agama ini sebagai sarana perjuangan dalam hidup kita. Berjuanglah untuk menegakkan Islam maka Allah akan menolong setiap kesulitan hidup kita. Suatu bangsa yang menegakkan Syariat Allah akan dilepaskan dari krisis yang menjadi problematikanya… kita dapat memberikan apa saja yang kita miliki untuk tegaknya agama Allah ini. Apalagi bagi kaum muslimin yang tengah tertindas atau mengangkat senjata karena mempertahankan akidah dan kehormatan Islam. Mereka perlu dibantu dengan tenaga dan dana. Rasululloh SAW juga memberi jaminan dalam sabda beliau, wallahu fii ‘Aunil abdi maa kanal’abdi fii auni akhiih (Allah akan senantiasa menolong hamba-Nya sepanjang hamba tersebut menolong saudaranya)(Al Hadits)
Memantau perjuangan melepaskan penderitaan ummat Islam dimanapun mereka berada adalah amal saleh yang menguntungkan diri kita sendiri. Jaminan Allah, waman jaahada fainnamaa yujahidu linafsih (barang siapa yang berjuang/ berjihad, maka jihad itu akan kembali pada dirinya)
Landasan kedua, hidayah dan kenikmatan berislam hanya akan dirasakan oleh orang-orang yang memperjuangkan agama Allah. Firman Allah , “walladzina jaahadu fiina lanahdiyannahum subulana wa innallaha la’ma’al muhsinin”
Dan orang- orang yang berjihad (mencari keridhaan) Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik. (QS.29:69)
Agama Allah memberi ni’mat yang terbesar yaitu hidayah (petunjuk) hidup yang membebaskan manusia dari kegelapan kepada cahaya yang terang benderang. Hidayah membuat hidup manusia berarti, menjadikan dirinya memperoleh kebahagiaan dunia dan akhirat. Kelezatan hidayah ini tidak akan dicicipi oleh mereka yang tidak berjuang dijalan Allah.
Landasan ketiga, harta tidak akan berkurang karena disedekahkan bahkan dia menjadi tabungan yang nilainya berlipat ganda. Nabi Muhammad SAW bersabda,”maa naqhasha maalin min shodaqoh”(harta tidak akan berkurang karena disedekahkan) Allah yang maha pemurah dan Penyayang Maha Mengetahui dan Teliti. Dia mencatat perbuatan manusia betapapun kecilnya…. Setiap harta yang dikeluarkannya tidak akan berkurang bahkan akan diganti di dunia ini. Sementara itu Allah menyediakan keuntungan yang besar dan pahala yang berlipat ganda di akhirat nanti. Allah tidak akan menyia-nyiakan amal kebaikan seseorang. Firman Allah Ta’ala : “innalaha laa yudhi’u ajrol muhsisin” (sesungguhnya Allah tidak menyia-nyiakan pahala orang-orang yang berbuat baik) (Q.S 9;120)
Karena ketiga landasan ini maka tidak perlu ada keraguan untuk berjihad di jalan Allah dan berkurban sesuai dengan syariat Islam baik tenaga maupun harta. Banyak yang dapat kita lakukan untuk merealisasikan kedua sumber mulia ini.
Ajaran islam memberi perhatian besar terhadap kaum miskin papa apalagi yang kini tengah menderita. Mereka semua sangat membutuhkan uluran tangan saudara-saudara mereka sesama muslim… mereka perlu kita bantu setulus hati. Karena itu memperingati Iedul Adha kali ini dengan melupakan penderitaan ummat Islam diseluruh dunia khususnya di Indonesia adalah dosa besar…. Marilah kita tolong saudara-sudara kita di belahan negeri kita ini yang masih ditimpa kemiskinan dan musibah yang terus mendera mereka, juga yang ada di Palestina, Kashmir, Irak, Afganistan dengan segenap kemampuan yang kita miliki….. mereka yang berlebihan hartanya, berilah bantuan dengan memberikan dananya. Yang kuat tenaganya – terutama kaum muda- jadilah pekerja sosial atau pencari dana, mereka yang intelek dan luas pengetahuannya carikan jalan keluar agar mereka bisa mengurangi atau menghentikan penderitaan yang berkepanjangan itu.
Hadirin Rahimakumullah, di akhir Iedul Adha ini, marilah kita menundukkan hati ini, membulatkan niat untuk mendekatkan diri kepada Allah dengan ikhlas dan khusyu. Mari satukan hati kita dalam do’a dan permohonan kepada Allah.
Ya Allah berikan taqwa kepada jiwa-jiwa kami dan sucikanlah dia. Engkaulah sebaik-baik yang mensucikannya. Engkau pencipta dan pelindung.
Ya Allah, perbaiki hubungan antar kami. Rukunkanlah antar hati kami Ya Allah.
Tunjuki kami jalan keselamatan. Selamatkan kami dari kegelapan kepada terang. Jadikan kumpulan kami jamaah orang muda yang menghormati orang tua. Dan jamaah orang tua yang menyayangi orang muda.
"Ya Allah, Engkau adalah Raja. Tidak ada Tuhan selain Engkau. Engkau adalah Rabb dan kami adalah hamba-Mu. Kami telah berlaku zholim terhadap diri kami dan kami mengakui dosa kami. Maka, ampunilah seluruh dosa-dosa kami. Sesungguhnya tidak ada yang mengampuni dosa kecuali Engkau. Dan hindarkanlah kami dari kejahatan. Sesungguhnya tidak ada yang memalingkan kami dari kejahatan kecuali Engkau. Kami sambut panggilan-Mu Ya Allah dengan senang hati. Semua kebaikan ada ditangan-Mu. Dan semua keburukan tidak berasal dari-Mu. Kami berlindung dan kembali kepada-Mu. Maha berkah Engkau dan Maha tinggi. Kami memohon ampun dan bertaubat kepada-Mu.
Ya Allah, sesungguhnya kami memohon kepada-Mu, pilihkanlah bagi kami mana yang baik menurut ilmu-Mu dan kami mohon kepada-Mu kekuatan dengan kudrat-Mu dan kami memohon karunia-Mu yang besar, karena sesungguhnya Engkau Yang Mahakuasa sementara kami tidak kuasa apa-apa. Dan Engkau Yang Maha Mengetahui, sementara kami tidak mengetahui apa-apa. Sesunggughnya Engkau Maha Mengetahui segala perkara yang gaib. Ya Allah, sekiranya Engkau mengetahui bahwa perkara ini setelah ditetapkan, itu baik bagi kami dalam urusan penghidupan kami dan agama kami serta akibat urusan kami (dimasa yang segera akan datang atau dimasa kemudian), maka takdirkanlah ia untuk kami dan mudahkanlah ia bagi kami, kemudian berkatilah kami di dalamnya. Dan sekiranya Engkau mengetahui bahwa perkara ini buruk bagi kami dalam urusan penghidupan kami dan agama kami serta urusan kami (dimasa yang akan datang) maka hindarkanlah ia dari kami dan jauhkanlah kami darinya. Takdirkanlah bagi kami kebaikan dimana saja lalu jadikanlah hati kami meridhoinya.
Ya Allah ketika kami ada pada sebuah awal ingatkanlah kami bahwa ada sebuah akhir dan ingatkan kami pula bahwa tiada akhir tanpa sebuah perjalanan.
Oleh karenanya, terangilah mata kami agar kami dapat melihat kebenaran dalam kegelapan,
bersihkanlah telinga kami dari segala macam ghibah,
ihsankanlah mulut kami agar setiap ucapan kami dapat meluluhkan setiap amarah dan membangkitkan semangat,
kuatkanlah pundak kami agar kami dapat mengangkat seberat apapun beban, ringankanlah tangan dan kaki kami agar kami dapat merangkul, menjabat tangan dan melangkah bersilaturrahiim sebagai habluminanas kami.
Jernihkanlah pikiran kami agar kami dapat membedakan mana ujian dan mana musibah, memecahkan masalah dan pandai mengambil hikmah darinya dan kokohkanlah hati kami agar yang keluar bukan lagi empedu yang pahit, tapi kebijaksanaan, kedewasaan, kesederhanaan, keteguhan dan ketulusan
karena kami tahu yang Kau nilai bukanlah akhir(hasil) tapi perjalanan.
Ya Allah ternyata semua ujian dan cobaan itu salah satu tanda rasa cinta yang Engkau berikan kepada kami....mendekatkan kami kembali ke jalan Mu....menyadarkan kami bahwa kami makhluk yang lemah....membuat kami untuk belajar arti keikhlasan, tawakkal dan kesabaran....membuat kami mampu memaknai hidup.
Ya Allah berikanlah rasa cinta kepadaMu melebihi apapun di dunia ini....
Jika kami jatuh cinta, cintakanlah kami pada seseorang yang melabuhkan cintanya padaMu agar bertambah kekuatan kami untuk menyintai-Mu....
Jika kami jatuh hati, izinkanlah kami menyentuh hati seseorang yang hatinya tertaut pada-Mu agar tidak terjatuh dalam jurang cinta nafsu...
Jika kami jatuh hati jagalah hati hati kami padanya agar tidak berpaling daripada hati-Mu....
Jika kami rindu....,rindukanlah kami pada seseorang yang merindui syahid di jalan-Mu
Jika kami menikmati cinta kekasih-Mu, janganlah kenikmatan itu melebihi kenikmatan indahnya bermunajat kepada-Mu....jangan biarkan kami melampaui batas sehingga melupakan kami pada cinta hakiki dan rindu abadi hanya pada-Mu
Ya Allah berikan kesabaran dam ketabahan serta keteguhan iman kepada saudara-saudara kami di Mentawai, di sekitar Gunung Merapi, di Wasior dan dimana mereka berada dalam menjalani ujian musibah dari-Mu...Terimalah amalan-amalan mereka dan ampunkanlah dosa-dosa mereka yang telah mendahului kami....
Ya Allah puaskanlah kami pada apa yang Engkau berikan kepada kami, tutuplah aib kami, sehatkanlah kami selama Engkau hidupkan kami, ampuni kami, rahmati kami ketika Engkau mematikan kami....
Ya Allah jangan Engkau sibukkan kami dalam mengejar apa yang tidak Engkau tentukan bagi kami dan apa yang Engkau tentukan untuk kami mudahkanlah.....
Ya Allah...,cukupkanlah balasan pada kedua orangtua kami juga kebaikan pada semua orang yang punya kebaikan pada kami....
Ya Allah lapangkanlah yang Engkau citakan kami karenanya...janganlah Engkau sibukkan kami pada apa yang Engkau beban pada kami...,jangan Engkau siksa kami sedang kami memohon ampun padaMu...Janganlah Rngkau tahan (permintaan kami) padahal kami memohin padaMu
Ya Allah.., hinakan diri kami (di depanMu) dan agungkanlah kedudukanMu di dalam diri kami.....
Berikanlah ilham untuk selalu taat pada Mu dan beramal yang membuatMu rela, serta menjauhi (maksiat) yang (karenanya) membuatMu murka...
Wahai yang paling pengasih dari yang mengasihi....
Ya Allah yang mendengarkan rintihan hamba yang lemah teraniaya. Yang menyambut si pendosa apabila kembali dengan taubatnya. Yang mengijabah hamba dalam bahaya dan melenyapkan prahara.
Ya Allah Jangan Engkau tanamkan di hati kami kesombongan dan kekasaran terhadap sesama hamba beriman. Bersihkanlah hati kami dari benih-benih perpecahan, pengkhianatan dan kedengkian.
Ya Allah kami takut kepada Mu. Selamatkan kami dari semua yang tak takut kepada Mu. Jaga kami dengan mata Mu yang tiada tidur. Lindungi kami dengan perlindunganMu atas kami. Kasihanilah kami dengan qudrat kuasaMu atas kami. Jangan binasakan kami karena Engkau harapan kami.
Ya Allah, ampunanMu lebih luas dari dosa-dosa kami. Rahmat kasih sayang Mu lebih kami harapkan daripada amal usaha kami sendiri.
Ya Allah, berikan kami pemimpin yang berhati lembut bagai nabi yang menangis dalam sujud malamnya tak henti menyebut kami.
Pemimpin bagai para khalifah yang rela mengorbankan semua kekayaan demi perjuangan, yang rela berlapar-lapar agar rakyatnya sejahtera, yang lebih takut bahaya maksiat daripada lenyapnya pangkat dan kekayaan.
0 komentar:
Posting Komentar